Minggu, 20 Juli 2014

Laporan KKN Tematik Pulau Maginti 2014



LAPORAN AKHIR

KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
ANGKATAN XXIV TAHUN 2014

TEMA

“MELALUI KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
KITA TINGKATKAN PENGABDIAN MAHASISWA
DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN PEMBANGUNAN BANGSA"


 





OLEH :




NAMA                         : LA ODE TANDA
PROGRAM STUDI   : BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN                  : PERIKANAN
FAKULTAS               : PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
LOKASI                      : DESA KANGKUNAWE, PULAU MAGINTI
KECAMATAN          : MAGINTI
KABUPATEN            : MUNA









LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2014




LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
ANGKATAN XXIV TAHUN AKADEMIK 2014



                                                                   OLEH:                        

NAMA                         : LA ODE TANDA
PROGRAM STUDI   : BUDIDAYA PERAIRAN
JURUSAN                  : PERIKANAN
FAKULTAS               : PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
LOKASI                      : DESA KANGKUNAWE, PULAU MAGINTI
KECAMATAN          : MAGINTI
KABUPATEN            : MUNA







Kepala Desa Kangkunawe




Balhudin

Telah disetujui oleh :





Mengetahui
Ketua LPPM UHO






Prof. Dr. Ir. H. La Karimuna, M.Sc.Agr
NIP. 19631231 198703 1 020
.


Dosen Pembimbing




Prof. Ir. H. La Sara, MS., Ph.D
NIP. 19600422 198703 1 003





DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL……………………………………………………….           i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..                       ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..            iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….            iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………….           v
KATA PENGANTAR……………………………………………………..            vi       
BAB I  PENDAHULUAN
1.1  Dasar Pemikiran…………………………………………………………    1
1.2  Tema Kegiatan………………………………………………………….     2
1.3  Bentuk dan Program Kegiatan………………………………………….    3
1.4  Tujuan dan Target Kegiatan…………………………………………….    3
1.5  Sasaran Kegiatan………………………………………………………..    4
1.6  Tempat dan Waktu Pelaksanaan…………………………………………   5
BAB II  GAMBARAN LOKASI KKN
       2.1  Sejarah Singkat Lokasi KKN…………………………………………...    6
       2.2  Letak Geografis………………………………………………………….   7
       2.3  Struktur Penduduk………………………………………………………    12
       2.4  Sarana dan Prasarana……………………………………………………..  14
BAB III  IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN LOKASI KKP
       3.1  Potensi Masyarakat/ Sistem dan Prosedur Kerja…………………………  15
       3.2  Permasalahan……………………………………………………………..  15
       3.3  Program Kerja…………………………………………………………….  17
BAB IV  PELAKSANAAN DAN KEGIATAN PROGRAM
       4.1  Deskripsi Pelaksanaan Program Kerja…………………………………..    19
       4.2  Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja………………………….   20
       4.3  Faktor Penghambat………………………………………………………   20
BAB IV  KESIMPULAN DAN SARAN
       5.1  Kesimpulan……………………………………………………………….  22
       5.2  Rekomendasi (Saran-saran)………………………………………………. 23
LAMPIRAN KEGIATAN
DAFTAR TABEL
Tabel                                                   Keterangan                                                     Hal
1.              Nama-nama kepala desa sebelum dan sedudah berdirinya desa
Kangkunawe ……………………………………………….................          6
2.        Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Pulau Maginti..................           9
   3.      Struktur Penduduk Pulau Maginti…………………………..................         12
   4.      Sarana dan Prasarana Desa………………………………….................          14
   5.      Program mahasiswa KKN Tematik dan program desa..........................           17
   6.      Program dosen yang terintegrasi pada Mahasiswa KKN Tematik.........          18
                                                                                                                                        






















DAFTAR GAMBAR
Gambar                                               Keterangan                                                     Hal
1.             Peta lokasi Pulau Maginti....................................................................      7
2.             Grafik jumlah penduduk Pulau Maginti..............................................     9
3.             Grafik persentase persebaran penduduk Pulau Maginti 2014.............      9




























KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik angkatan XXIV tahun 2014 di Desa Kangkunawe, Kecamatan Maginti,  Kabupaten Raha. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik angkatan XXIV tahun 2014 merupakan wujud dari salah satu isi Tridharma  Perguruan Tinggi yaitu sebagai wadah untuk melatih mahasiswa untuk bekerja sesuai keahliannya guna mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan. Oleh karena itu, penulis berharap agar laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis juga menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan Laporan Akhir kegiatan KKN Tematik ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari peranan berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi–tingginya kepada:
1.      Bapak Prof. Dr. Ir. Usman  Rianse, MS, selaku Rektor Universitas Haluoleo yang telah banyak memberikan bantuan moril baik langsung maupun tidak langsung.
2.      Bapak dr. L.M. Baharudin, M.Kes selaku Bupati Muna dan seluruh pemerintah daerah Muna yang telah banyak memberikan bantuan moril baik langsung maupun tidak langsung.
3.      Bapak Agustamin Sujhono SP. selaku Camat Maginti yang telah membantu terlaksananya kegiatan KKN Tematik di Pulau Maginti
4.      Bapak Balhudin selaku Kepala Desa Kangkunawe yang telah membantu terlaksananya semua kegiatan KKN Tematik di Desa Kangkunawe
5.      Bapak Prof. Ir. H. La Sara, MS., Ph.D,  selaku pembimbing  I KKN Tematik yang telah membimbing kami dalam proses berlangsungnya KKN Tematik.
6.      Bapak Dr. Ir. Wellem H. Muskita, M.Si dan Ibu Oce Astuti, S.Pi., M.Si, selaku pembimbing II dan III KKN Tematik yang telah membimbing kami dalam proses berlangsungnya KKN Tematik.
7.      Bapak Maliadi dan Istri selaku orang tua kami di posko II KKN Tematik yang telah memberikan nasehat dan arahan dalam proses berlangsungnya KKN Tematik.
8.      Terima kasih untuk seluruh masyarakat di Pulau Maginti  umumnya dan  masyarakat di Desa Kangkunawe yang telah membantu dan ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan KKN tematik
9.      Terima kasih tak lupa diucapkan kepada teman-teman mahasiswa KKN Tematik angkatan XXIV tahun 2014 yang berada di Pulau Maginti yang selalu bersama di saat suka maupun duka selama 45 hari .
10.  Terima kasih untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu kelancaran proses KKN Tematik selama 45 hari.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini, semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua Amin.


Kendari,       Mei  2014

Penulis



















BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) diartikan sebagai integrasi secara menyeluruh baik dibidang keahliaan atau disiplin ilmu pengetahuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN) merupakan program yang harus diikuti semua mahasiswa yang telah memenuhi persyaratan akademik, pelaksanaan KKN Tematik ini merupakan proses yang sangat penting terhadap kelangsungan proses akhir masa perkuliahan sebagai salah satu persyaratan dan kelulusan mahasiswa.
Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) ini, merupakan wahana bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih dalam tataran teoritis terhadap realisasi praktis dengan bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat, disamping penelitian yang dilakukan sebagai usaha pengembangan ilmu yang diperoleh sebelumnya. Selain itu, Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) juga memiliki keterampilan dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi di tengah masyarakat sebagai media untuk belajar membangun hubungan yang integral dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek utama yang akan dihadapi kelak setelah menyelesaikan studi.
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) sangat besar manfaatnya bagi para mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya, dimana Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) dilaksanakan demi mendapatkan pengalaman di lapangan karena mengandung makna yang sangat penting yaitu pendidikan dan pengabdian mahasiswa yang diwujudkan dalam pengenalan dan penghayatan tentang pembangunan masyarakat serta berusaha menciptakan metode-metode pemecahan berbagai masalah dengan menggunakan kemampuan dan keterampilan yang sangat tepat terhadap situasi yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat dalam upaya menerapkan hasil kegiatan perkuliahan yang pernah ditempuh.
Keberadaan perguruan tinggi pada hakekatnya adalah memenuhi tuntutan dinamika pembangunan dan kebutuhan masyarakat dibidang jasmani dan rohani      serta mahasiswa dituntut mampu membina, mengembangkan atau menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni kepada masyarakat melalui salah satu dharma yang harus dilaksanakan secara institusional dan profesional.
Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan perwujudan dari partisipasi Perguruan Tinggi dalam upaya mengembangkan dan peningkatan pemberdayaan serta partisipasi masyarakat terhadap tuntutan kemajuan zaman melalui perkembangan iptek melalui mahasiswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa akan memiliki berbagai pengalaman, mulai dari usaha untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan saling membantu dalam menjalankan berbagai program kerja hingga memberikan solusi terhadap masalah yang timbul dalam internal peserta KKN Tematik maupun yang terjadi di tengah masyarakat di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti Kabupaten Muna. Oleh karena itu, sarana pengembangan akademis mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari perlu mengembangkan dan meningkatkan serta melaksanakan program aksinya sebagai perwujudan dari        “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang utuh, sehingga bisa memahami dan menghayati fenomena sosial di masyarakat secara real, sebagai pengembangan program dalam proses belajar dan mengajarkan kepada mahasiswa dengan salah satu program yang cukup strategis adalah melalui KKN Tematik.
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari sebagai bentuk pengabdian ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh mahasiswa dengan bimbingan Fakultas, Universitas dan Pemerintah Daerah adalah pendekatan-pendekatan berbasis multi disiplin. Pengabdian mahasiswa ini merupakan proses mendidik multi selektif ke arah pengembangan, motivasi dan persepsi, dimana mahasiswa tersebut melaksanakan pengabdiannya.
Laporan ini merupakan dokumentasi kerja mahasiswa dalam melaksanakan Kuliah Kerjaa Nyata Tematik (KKN Tematik) di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti  Kabupaten Muna.
1.2  Tema Kegiatan
Tema kegiatan KKN Tematik angkatan XXIV yaitu  :
Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Kita Tingkatkan Pengabdian Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Bangsa



1.3  Bentuk dan Program Kegiatan 
Bentuk dan program kerja KKN Tematik disesuaikan dengan program kerja tim dosen pembimbing ditambah dengan program kerja yang disusun oleh peserta KKN Tematik.
Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Tematik yang dilaksanakan di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti Kabupaten Muna mulai tanggal 25 Maret 2014 sampai dengan 10 Mei 2014 memiliki langkah dan metode yang dijadikan bahan rujukan.
Kegiatan tersebut mencakup tiga hal pokok yaitu pengabdian masyarakat, pemerintahan dan pengajaran, adapun langkah-langkah yang kami lakukan dalam program KKN tersebut adalah dengan membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama KKN dengan menggunakan metode sebagai berikut:
1.      Pendekatan Persuatif
Pendekatan ini menitikberatkan kepada ide, sikap, dan usaha-usaha masyarakat atas dasar perubah kontak terarah dan selektif yang datangnya dari pihak luar sehingga menimbulkan motivasi, kreasi dan inovasi bagi masarakat untuk mampu berpikir dan berbuat sesuai dengan kebenaran.
2.      Pendekatan Empirik, Normatik dan Edukatif
Pendekatan ini menitikberatkan kepedulian terhadap norma-norma yang berlaku baik norma tersirat maupun norma yang tersurat di masyarakat.
3.      Pendekatan Andragogi
Pendekatan ini menitikberatkan sistem pembelajaran dengan prinsip partisipasi dan seni untuk membantu masyarakat setempat dalam belajar dan membelajarkan.
4.      Pendekatan Kelembagaan
Pendekatan yang memperhitungkan keterkaitan dan kesepadanan dengan dinas instansi pemerintah maupun swasta dan organisasi social dalam mempercepat proses pembangunan dan daya pikir modern, kreatif dan inovatif.
1.4. Tujuan dan Target Kegiatan
1.4.1     Tujuan Kegiatan
Pelaksanaan KKN Tematik di UHO secara umum bertujuan mendukung pengembangan profesi keilmuan sehingga sarjana yang dihasilkan adalah sarjana yang professional dan mandiri serta mampu memahami permasalahan dan kebutuhan masyarakat umumnya. Secara umum tujuan pelaksanaan KKN Tematik yaitu :
a.       Memberi kesempatan pada mahasiswa dan dosen untuk menerapkan IPTEK dan atau seni untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara khusunya Kabupaten Muna.
b.      Melatih mahasiswa agar dapat mengidentifikasi, merumuskan dan menangani berbagai permasalahan yang sesuai dengan bidang ilmunya.
c.       Meningkatkan koordinasi dan kemitraan antara Perguruan Tinggi Pemerintah Daerah, dunia usaha, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan pembangunan.
1.4.2     Target Kegiatan
Target yang ingin dicapai dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebagai berikut:
1.      Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2.      Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah dalam menghadapi tantangan masa depan sesuai dengan profesinya.
3.      Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi mahasiswa sebelum menyelesaikan studinya.
4.      Terbentuknya sikap mahasiswa yang mandiri dan dapat beradaptasi dalam kehidupan nyata di masyarakat.
1.5. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegiatan kuliah kerja  nyata (KKN) Tematik yang dilakukan oleh mahasiswa adalah :
1.      Masyarakat yang berada di lingkungan Pulau Maginti
2.      Staf kantor Desa Kangkunawe Pulau Maginti.
3.      Remaja/pemuda yang berada di Pulau Maginti
4.      Anak-anak usia dini yang berada di lingkungan Pulau Maginti
5.      Lingkungan Desa Kangkunawe Pulau Maginti.
1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun 2014 ini berlokasi di Desa Kangkunawe, Pulau Maginti Kecamatan Maginti Kabupaten Muna yang berlangsung selama 45 hari, yang dimulai tanggal 25 Maret s/d 10 Mei 2014. 





























BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
2.1. Sejarah Singkat Lokasi KKN
a.        Asal-usul/Legenda Pulau Maginti
Pulau Maginti terdiri dari 3 desa yang kurang lebih 36 hektar dan mempunyai 362 kk, 1.260 jiwa, nama Maginti pertama kali adalah Maginte, Maginte berasal dari Bahasa Bajo yang artinya sesuatu benda yang jika kita angkat terbagi 2 tetapi tetap satu. Dari jauh pulau Maginti terlihat seperti dua bagian tetapi semakin dekat ternyata Pulau Maginti hanya satu pulau yang disatukan oleh daratan,  Desa Kangkunawe bisa diartikan sebagai gasing, penduduk Pulau Maginti mayoritas orang Bajo dan Kadatua, Maginti dulu Pulau distrik terlepas dari distrik 1996 beralih ke pemerintahan, kekuasaan distrik pertama di Pulau Tobea, dulu Pulau Maginti diperebutkan oleh Pulau Buton dan Kab. Muna, seandainya ada pohon bambu yang tumbuh di pulau Maginti akan di ambil alih Pulau Buton tapi setelah diperiksa tidak ada satupun pohon bambu yang tumbuh di Pulau Maginti. Disini sebenarnya dulu Selat Tiworo, Mata pencarian masyarakat Pulau Maginti lebih dominan adalah nelayan, sekitar 75% masyarakat Pulau Maginti bermata pencaharian di laut (nelayan), 10% perantau, 5% wiraswasta dan 5% berstatus PNS.
b.   Sejarah Pemerintahan Desa
Adapun sejarah pemerintahan desa sebelum dan sesudah berdirinya Desa Kangkunawe dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Nama-Nama Demang/Lurah/Kepala Desa Sebelum dan Sesudah Berdirinya Desa Kangkunawe
No
Periode
Nama Kepala Desa
Keterangan
1.
1990-1994
Umar
Kades Maginti
2.
1994-2002
La Zaolo
Kades Maginti
3.
2002-2007
La Jaja
Kades Kangkunawe
4.
2007-2014
La Zaolo
Kades Kangkunawe
5.
2014
Balhudin
Kades Kangkunawe





2.2. Letak Geografis
1.        Gambaran Wilayah
Gambar  1. Peta Lokasi Pulau Maginti
a.    Geografis
Kecamatan Maginti yang sebelumnya adalah bagian dari Kecamatan Tiworo Kepulauan merupakan salah satu Kecamatan dari 33 Kecamatan yang ada di Kabupaten Muna. Wilayah ini menempati Barat Laut daratan Pulau Muna dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan tersebut. Pajala sebagai Ibu Kota Kecamatan berjarak lebih kurang 67 Km dari Kota Raha (Ibu Kota Kabupaten Muna).
b.   Batas Wilayah
Pada sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tiworo Tengah; Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tiworo Selatan; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kabangka dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Spelman. Luas wilayah Kecamatan Maginti sekitar 40,57 Km2, dan Desa Kangkunawe merupakan desa yang wilayahnya paling kecil dari seluruh desa yang ada yaitu sekitar 0,36 Km2 .
c.    Topografi
Secara keseluruhan wilayah Pulau Maginti yang menempati pesisir pantai dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan itu, maka permukaan wilayah pada umumnya merupakan dataran rendah, demikian pula tingkat kemiringan tanah berada pada klasifikasi rendah.
d.   Iklim
Kecamatan Maginti pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata 25 – 270. Curah hujan selama tahun 2014 adalah sebesar 2.602 mm dengan   rata-rata 217  mm/ bulan. Sedangkan jumlah hari hujan adalah sebanyak 171 hari hujan dengan rata-rata 14 hari hujan setiap bulan.
1.    Gambaran Masyarakat Lokasi KKN
a)   Demografi dan Populasi
Luas wilayah Kecamatan Maginti adalah 40,57 Km2. Desa Kangkunawe mempunyai tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 3.456 jiwa per Km2 , disusul Desa Maginti dan Desa Pasipadangan dengan tingkat kepadatan masing – masing sebesar 3.222 jiwa/ Km2 dan 1.014 jiwa per Km2. Sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat di Desa Pajala yaitu sebesar 84 jiwa per Km2 .
Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan antara desa Kangkunawe dan desa Maginti dapat dilihat pada garfik di bawah ini :
Gambar 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Maginti dan  Desa Kangkunawe
Gambar 3. Persentase Persebaran Penduduk Pulau Maginti Tahun 2014
Dari gambar grafik di atas jumlah penduduk menurut jenis kelamin Desa Maginti dan  Desa Kangkunawe dapat pula disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Maginti dan  Desa Kangkunawe
NAMA DESA
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
JUMLAH
MAGINTI
591
602
1.193
KANGKUNAWE
608
636
1.244
TOTAL
1199
1238
2437
b.      Ekonomi
Sebagai masyarakat Muna lainnya, penduduk Pulau Maginti bekerja sebagai nelayan, pelaut, pedagang, tukang bata, tukang pembuat kapal dan PNS. Budaya penangkapan ikan merupakan kegiatan yang umum di geluti untuk bahan pangan keluarga. Kegiatan perikanan tangkap laut dalam, mencari kerang-kerang di daerah pasang surut, menangkap ikan dasar, digeluti masyarakat.  Alat tangkap yang digunakan adalah jaring, bubu, pancing dan panah ikan.
Kegiatan ekonomi lainnya adalah perdagangan antar pulau menggunakan kapal bermotor atau perahu layar sebagai sarana angkut.  Para pedagang Pulau Maginti biasanya mengangkut barang-barang dari Bombana untuk di distribusikan di Muna maupun pulau-pulau lainnya kawasan Timur Indonesia. Pulau Maginti tidak memiliki lahan untuk digunakan bercocok tanam karena tanahnya didominasi pasir, tanaman yang tumbuh hanya kelor, pisang, umbi-umbian, sukun, dan beberapa pohon lainnya.
Kegiatan ekonomi lain yang digeluti masyarakat di Pulau Maginti yaitu usaha kios sembako, kios penjualan alat-alat dan perlengkapan tangkap ikan, penampung ikan kering, nelayan batu laut dan penjualan bahan bakar minyak.
c.    Sosial Budaya
Penduduk asli Muna adalah suku Muna. Suku Muna adalah salah satu suku di Sulawesi Tenggara disamping suku Moronene, Tolaki, Mekongga, dan Buton. Suku Muna sendiri menyebar pada beberapa tempat yakni, Pulau Buton, dan Pulau Wakatobi dan terdiri dari puluhan sub antropologis. Suku Muna yang menghuni Muna umumnya dikenal dengan sebutan Orang Muna, bahasa yang digunakan disebut bahasa Muna.
Pulau Maginti yang berada di Muna Kecamatan Maginti adalah Suku Bajo, Kadatua, Suku Buton, dan Suku Muna. Selain penduduk asli Pulau Maginti juga dapat ditemukan penduduk dari Suku Tolaki, Bugis dan, yang telah kawin mawin disana. Secara umum keseluruhan penduduk Pulau Maginti memeluk agama Islam.
d.   Situasi Politik
Peranan pokok masyarakat anggota keluarga yang sebagai pegawai pemerintah berpengaruh pada pengambilan keputusan di tengah masyarakat Pulau Maginti. Tokoh masyarakat di Pulau Maginti adalah umumnya aparat desa, guru dan ketua kampung. Anggota keluarga yang memiliki pendidikan tinggi, atau anggota TNI/POLRI dan sanak famili yang mapan hidupnya  yang di perantauan memiliki posisi yang sangat kuat pada pengambilan keputusan dalam keluarga. Sering kali sebelum terjadi pengambilan keputusan mereka akan menunggu arahan anggota keluarga mereka yang berpendidikan atau bekerja di pemerintahan dan TNI/POLRI  meskipun berada jauh di perantauan.  Tokoh berpengaruh lainnya adalah pengurus atau anggota partai politik. Belakangan peran tokoh politik tim sukses dari Bupati selalu mendominasi desa, terkadang posistif dan terkadang menekan masyarakat.
Situasi politik lokal selalu didominasi perbedaan pilihan politik baik bersifat lokal desa seperti perbedaan pemilihan Kepala Desa maupun perbedaan pemilihan Calon Bupati. Perbedaan-perbedaan pilihan ini membawa dampak pada hubungan sosial sehari-hari
Konsep yang selalu diajukan selalu menjadi acuan masyarakat dan pemerintah Pulau Maginti. Peran kelompok-kelompok yang selalu memberikan pendidikan transformasi sosial sangat diterima oleh masyarakat Pulau Maginti karena metode pendekatan mengangkat nilai kemanusiaan keposisi yang yang khas oleh kelompok-kelompok tersebut merupakan gabungan dari masyarakat setempat yang telah terorganisir dengan baik. Memliki pemahaman yang sama dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan memiliki upaya-upaya pelestarian lingkungan baik melalui diskusi tentang dampak negatif bom dan bius maupun masuk ke aksi yakni penanaman pohon di pesisir pantai Pulau Maginti.
2.    Kondisi Pulau Maginti Sekarang
Penduduk Pulau Maginti adalah pencampuran  dari suku Bajo Kadatua, Muna, dan  Buton. Pulau  Maginti  sudah mengalami perubahan. Indikator yang dapat ditemukan adalah rumah-rumah penduduk yang sudah banyak menggunakan  rumah  beton  permanen. Tinggal beberapa buah rumah panggung yang dapat ditemukan. Jalan  raya yang melintas dalam pemukiman ini adalah  jalan yang  berpasir  yang  tidak  terlalu luas. Pemukiman warga dapat di temukan bangunan  mesjid dengan arsitektur yang cukup baik. Fasilitas perkantoran desa yang layak dan bangunan-bangunan sekolah dasar. Fasilitas  lain yang lain dapat ditemukan adalah puskesmas yang tidak lengkap dengan tenaga medisnya. Masyarakat hidup berdampingan dalam tatanan nilai-nilai yang dijunjung tinggi, Rasa kekeluargaan adalah perekat dalam keseharian.
2.3.  Struktur Penduduk
Tabel 3  Struktur Penduduk  Desa Kangkunawe Pulau Maginti
No
Uraian
Jumlah
Keterangan
1
Kependudukan
a.       Jumlah penduduk ( jiwa )
b.      Jumlah KK
c.       Jumlah laki-laki
1.      0-15 tahun
2.      16-55 tahun
3.      Diatas 55 tahun
d.      Jumlah Perempuan
1.      0-15 tahun
2.      16-55 tahun
3.      Diatas 55 tahun

1.244
232

142
374
92

158
356
122

2.
Kesejahteraan Sosial
a.       Jumlah KK Prasejahtera
b.      Jumlah KK Sejahtera
c.       Jumlah KK Kaya
d.      Jumlah KK Sedang
e.       Jumlah KK Miskin

80
124
13
15
-

3.
Tingkat Pendidikan
a.       Tidak tamat SD
b.      SD
c.       SLTP
d.      SLTA
e.       Diploma/Sarjana

81
286
105
272
54

4.
Mata Pencaharian
a.       Nelayan
b.      Pedagang
c.       Tukang kapal
d.      Tukang batu
e.       Bengkel
f.       PNS
g.      Wiraswasta
h.      Pensiun
i.        Karyawan perusahan
j.        TNI/POLRI
k.      Perangkat Desa
l.        Tidak Mempunyai Pekerjaan


233
51
5
8
3
5
12
-
-
-
1
10

5.
Agama
a.       Islam
b.      Kristen
c.       Protestan
d.      Katolik
e.       Hindu
f.       Budha


1.244
-
-
-
-
-


Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.    Kependudukan
Jumlah usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia anak-anak dan lansia. Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah sebagai berikut  : 32% : 52% : 23%.  dari 630 jumlah penduduk yang berada pada kategori usia produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama.
2.    Kesejahteraan
Berdasarkan tabel 3 di atas kesejahteraan masyarakat Desa Kangkunawe Pulau Maginti termasuk dalam kategori Pulau berkembang.
3.    Tingkat Pendidikan
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingya pendidikan sehingga anak-anak setelah tamat SMP jarang anak-anak yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi .
4.    Mata pencaharian
Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah nelayan, hal ini disebabkan sudah turun temurun sejak dulu bahwa masyarakat Desa Kangkunawe Pulau Maginti adalah nelayan.
5.    Agama
Semua masyarakat Pulau Maginti menganut agama Islam, dengan kata lain masyarakat Pulau Maginti mayoritas beragama Islam atau 100% Muslim.


2.4. Sarana dan Prasarana
Tabel .4   Sarana dan Prasarana Desa
No
Jenis Sarana dan Prasarana Desa
Jumlah
Keterangan
1.
Kantor Desa
2

2.
Kantor BPD
-

3.
Puskesmas
1

4.
Poskamling
-
Perlu direhab
5.
Gedung TK
1

6.
Gedung SD
2

7.
Mesjid
2

8.
Gedung SLTP
1

9.
Gedung Posyandu
-

10.
Sanggar PKK
-


Dari tabel diatas dapat disimpulkan  :
1.    Kantor BPD tidak ada, untuk menjalankan tugasnya atau membentuk layanan masih terbatas.
2.    Secara umum sarana dan prasarana di pulau belum memadai sehingga perlu adanya pembangunan.















BAB III
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
LOKASI KKN TEMATIK
3.1  Potensi Masyarakat/ Sistem dan Prosedur Kerja
3.1.1.           Sarana dan prasarana
1.      Peta wilayah dan data penduduk sudah lengkap.
2.      Memiliki 3 jalur jalan utama.
3.1.2.           Pendidikan
Tersedia 2 SDN serta 1 SMP beserta tenaga pengajarnya.
3.1.3.           Kesehatan
Terdapat Puskesmas beserta tenaga kesehatan, penyuluh kesehatan dan kader posyandu
3.1.4.           Ekonomi
Mayoritas masyarakat bermata pencahrian sebagai nelayan tangkap, dengan sistem pemasaran hasil tangkapan secara langsung dijual kepada pedagang pengepul maupun di jual langsung ke TPI Kendari.
3.1.5.           Perikanan
Potensi perikanan tangkap sangat menjanjikan, apabila didukung  dengan aktivitas penangkapan yang ramah lingkungan sehingga dapat menciptakan perikanan yang berkelanjutan.
3.1.6.           Tradisi dan budaya
Tersedia lembaga, pakaian adat, alat-alat tradisional dan pengurus adat.
3.1.7.           Kelembagaan
1.  Tersedia susunan personalian pengurus dan struktur lengkap LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dimana terdiri dari orang-orang yang terpilih di tingkat desa.
2.      Tersedia lembaga, pengurus lengkap, dan program kerja kelembagaan


3.2  Permasalahan
Berdasarkan hasil pengamatan kami pada saat kami ditempatkan di Desa Kangkunawe selama menjalani proses KKN Tematik,  selain dari program dosen ada beberapa permasalahan yang kami temukan diantaranya sebagai berikut :
3.2.1        Sarana dan prasarana
1.      Pengolahan dan proses penyimpanan data kelurahan masih manual sehingga prosesnya lama dan mudah hilang akibatnya pelayanan masyarakat tidak maksimal karena sarana/prasarana kantor tidak memadai.
2.      Pengenalan produk sukar dan tidak detail, karena belum memiliki nama jalan, gapura batas antar desa dan batas lingkungan, RT, RW dan nomor rumah perblock belum ada.
3.      Jalan lingkungan sudah tidak memadai,  jalan umum sempit dan berpasir, apalagi pada saat hujan terdapat genangan air disepanjang jalan, karena tidak adanya drainase.
4.      Tidak ada lampu jalan sebagai penerang pada malam hari baik dijalan umum maupun dipelabuhan, sehingga aktivitas pelayaran serta pembongkaran muatan dipelabuhan menjadi terhambat.
5.      Tidak adanya saluran pembuangan air limbah (SPAL) disekitar sumur yang dijadikan sebagai sumber air untuk memasak maupun keperluan lainnya, sehingga dapat mengakibatkan pencemaran air secara terus menerus.
3.2.2   Pendidikan
1.  Anak-anak tamatan SD masih banyak yang menganggur dan putus sekolah karena kurangnya motivasi dan dukungan dari orang tua.
2.  Jumlah Tenaga Pendidik yang sangat kurang, dimana hanya terdapat 3 guru yang berstatus PNS dan 6 orang lainnya berstatus GTT/PTT.
3.  Fasilitas sekolah yang kurang lengkap, seperti ruang belajar yang terbatas, laboratorium, komputer, sehingga tidak memaksimalkan proses pembelajaran.

3.2.2        Kesehatan
1.  Pelayanan kesehatan masyarakat belum optimal karena dukungan sarana dan prasarana belum memadai
2.  Kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak masih rendah, sehingga penyuluhan dan pendampingan program perlu ditingkatkan lagi frekuensinya.
3.  Pada awal-awal musim penghujan banyak anak-anak dan orang dewasa menderita terserang wabah penyakit demam dan Diare
4.  Masih ada anak yang kurang gizi dan ibu hamil yang belum mengontrol kesehatan kehamilannya, karena gedung posyandu dan fasilitas pendukung belum ada.
5.  Kurangnya partisipasi dan antusias masyarakat dalam kegiatan Posyandu khususnya ibu yang mempunyai bayi dan balita.
3.2.4   Ekonomi
1.  Produktivitas nelayan masih sangat rendah karena hasil tangkapan semakin hari semakin menurun akibat over fishing. Bagi para nelayan belum bisa melakukan pengolahan pasca panen dari hasil tangkapan yang tidak benilai ekonomis menjadi suatu produk yang bernilai ekonomis tingggi, serta tidak adanya akses untuk mendapatkan bantuan dana yang besar.
2.  Produktivitas usaha kurang maksimal, akibat kekurangan modal dan SDM yang belum memadai.
3.2.5     Perikanan
1.       Hasil tangkapan semakin hari semakin berkurang, yang  diakibatkan oleh aktivitas pemboman sehingga mengakibatkan rusaknya karang sebagai tempat hidup ikan, berkurangnya hasil tangkapan juga diakibatkan oleh tidak adanya mangrove sebagai tempat memijah ikan disekitar pesisir pulau Maginti.
2.       Belum ada pengolahan hasil perikanan, kaitannya dengan pengolahan pasca panen hasil-hasil laut seperti ikan  maupun rumput laut yang dijadikan produk jadi seperti nugget ikan, bakso ikan, kripik dll sebagai mata pencahrian alternatif.
3.2.6           Tradisi dan budaya
Tradisi dan budaya masyarakat leluhur sudah banyak yang hilang (pergeseran nilai).
3.3   Program Kerja  
      Program mahasiswa KKN Tematik dan Pemerintah Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
    Tabel 5.  Program Dosen yang terintegrasi pada Mahasiswa KKN Tematik di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti
NO.
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
1.
Sosialisasi/Ceramah Manfaat Sumberdaya Penting Di Wilayah Pesisir
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
2.
Penyemaian Dan Penanaman Anakan Mangrove Di Daerah Yang Sudah Rusak
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe bersama dosen pembimbing dan guru-guru serta murid SD dan SMP.
3.
Praktek Transplantasi Karang Dan Teknik Penanamannya
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe bersama Dosen Pembimbing dan Guru-Guru serta murid SD dan SMP.
4.
Penyuluhan Tentang Manfaat Sumberdaya Perikanan Untuk Kehidupan Keluarga Nelayan.
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
5.
Penyuluhan Tentang Bahaya Penggunaan Bom Dan Racun Untuk Menangkap Ikan
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
6.
Penyuluhan penggunaan teknologi penangkapan ikan ramah lingkungan
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
7.
Penyuluhan dan praktek penanganan pasca panen ikan dan rumput laut
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe bersama Dosen Pembimbing.
8.
Sosialisasi Pengenalan Potensi Dan Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir Dan Laut Di Sekolah SD dan SMP.
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
9.
Sosialisasi Pengenalan Potensi Dan Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir Dan Laut Pada Ibu-Ibu PKK
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
10.
Sosialisasi Dan Aksi Bakti Sosial “Bersih-Bersih Pantai”
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe bersama Dosen Pembimbing dan Guru-Guru serta murid SD dan SMP.

      Tabel 6.  Program Mahasiswa KKN Tematik dan Pemerintah Desa Kangkunawe    Kecamatan Maginti
NO.
JENIS KEGIATAN
KETERANGAN
1.
Pembuatan Saluran Pembuangan Air Limbah. (SPAL ) Percontohan
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
2.
Penyuluhan dan Praktek PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Mahasiswa KKN Tematik Jurusan Kesehatan Masyarakat.
3.
Penyuluhan Posyandu
Mahasiswa KKN Tematik Jurusan Kesehatan Masyarakat.
4.
Penyuluhan Penyakit Campak Di Setiap Rumah Warga
Mahasiswa KK Tematik Jurusan Kesehatan Masyarakat.
5.
Mengajar Muatan Lokal (Tentang Perikanan) pada siswa SMPN 3 Tikep
Inisiatif Mahasiswa KKN Tematik dari Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO
6.
Pembuatan Papan Nama Jalan
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
7.
Pembuatan Batas Desa
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
8.
Kerja Bakti
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa Kangkunawe
9.
Porseni KKN Cup
Seluruh Mahasiswa KKN Tematik dan Masyarakat desa Kangkunawe dan Maginti










BAB IV
PELAKSANAAN DAN KEGIATAN PROGRAM
4.1     Deskripsi Pelaksanaan Program Kerja
  Pelaksanaan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UHO di Desa Kangkunawe, Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna yaitu sebagai berikut :
4.1.1.    Program Dosen
a)     Kegiatan Awal / Sosialisasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2014, kegiatan ini dirangkaikan dengan penerimaan mahasiswa KKN Tematik di Desa Kangkunawe sekaligus sambutan dari Ketua Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang diwakili oleh Bapak Prof. Ir. H. La Sara, M.S., Ph.D untuk memberikan pemahaman mengenai tujuan utama kegiatan KKN Tematik yang terintegrasi Pengabdian Dosen di Desa Kangkunawe. Dan saat itu juga mahasiswa KKN Tematik yang merupakan duta Universitas Halu Oleo diterima secara resmi oleh Pemerintah Desa Kangkunawe dan langsung mulai mendata permasalahan yang ada di masyarakat guna pengkayaan informasi untuk mempermudah program-program yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya mensosialisasikan atau memberi penjelasan tentang Program Dosen yang terintegrasi pada mahasiswa KKN Tematik di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti.
b)        Penyemaian dan Penanaman Anakan Mangrove
Kegiatan ini di mulai pada tanggal 3 April yakni pencarian bibit mangrove di Pulau Masaloka dan diperoleh bibit sebanyak 500 bibt.  Selanjutnya pencarian bibit dilakulan pada tanggal  5 April bersama Dosen Pembimbing Lapangan di Pulau Pasi Toboa, dan diperoleh bibit sebanyak 750 bibit mangrove. Jadi, total bibit yang  diperoleh adalah sekitar 1250 bibit Mangrove. Selanjutnya Sosialisasi Magrove dilakukan pada pagi  hari tanggal 6 April yakni pada SDN 1 Maginti, SDN 6 Maginti, dan SMP 3 TIKEP dan mahaiswa KKN lainnya membuat tempat persemaian Mangrove.
Palaksanaan kegiatan penyamaian Mangrove dilakukan pada Sore harinya tanggal 6 April, dimana dalam  kegiatan tersebut  yang terlibat adalah para siswa dan siswi SD dan SMP  yang berjumlahh sekitar 250 orang di bantu dengan guru dan masyarakat desa Kangkunawe.
Kegiatan ini berlangsung dengan meriah karena para siswa-siswa yang terlibat dalam kegiatan tersebuat sangat antusias.
c)     Transplantasi Karang
Kegiatan transplantasi karang dimulai dengan melakukan sosialisasi tanggal 17 April, sekaligus mengajak siswa-siswi SDN 1 Maginti, SDN 6 Maginti dan SMP 3 TIKEP untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Selanjutnya pada malam hari, tanggal 18 April dilakukan  persiapan alat dan bahan untuk kegiatan esok harinya yaitu pembuatan  meja transplantasi karang. Kemudian pada pagi hari tanggal 19 April dilakukan pencarian bibit karang disekitar Pulau Maginti bersama warga dan Dosen Pembimbing Lapangan. Bibit karang yang dicari adalah bibit karang yang mudah untuk berkembangbiak yang bejenis acropora (karang jari jari).
Transplantasi Karang dilaksanakan pada siang hari tanggal 19 April, dan yang  terlibat dalam kegiatan tersebut adalah pelajar dari SD dan SMP beserta masyarakat Desa Kangkunawe. Para sisiwa sangat antusias dalam  kegiatan transplantasi karang tersebut. Jumlah  bibit yang ditransplantasi adalah 150 bibit dimana siswa ikut terjun langsung dalam pembuatan meja tranplantasi dan pengikatan bibit karang pada substrat. Selanjutnya bibit karang dibawa kelokasi transplantasi yang berjarak kurang lebi 300 meter dari bibir pantai, dimana lokasi penyimpanan karang yang ditransplantasikan  berada pada daerah saat surut terendah masi digenangi air (Litoral).
d)    Pengolahan Pasca Panen Ikan (Bakso, Nugget, dan Kerupuk)
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 April. Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu dari  Desa Kangkunawe yang berjumlah 20 orang, yang sebelumnya telah di ajak oleh mahasiswa KKN Tematik Dalam kegiatan pengolahan pasca panen tersebut ikan hasil panen diolah menjadi bakso ikan, nugget ikan, dan kerupuk ikan. Dosen pembimbimg lapangan mengarahkan /mencontohkan kepada para ibu-ibu dalam proses pengelolaan pasca panen tersebut, sehingga apabila diolah dengan baik akan  mempunnyai nilai ekonomis yang lebih tinggi.
Hal ini juga dapat memberikan penghasilan tambahan pada ibu ibu PKK yang mempunyai inisiatif untuk mengelola sehingga menghasilkan sebuah produk yang berkualitas.
e)     Sosialisasi Pengenalan Potensi dan Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut di Sekolah SD dan SMP
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi terlebih daluhu kepada siswa-siswi SD dan SMP tentang maksud dan tujuan kedatangan mahasiswa KKN Tematik di lokasi KKN. Pelaksanaan kegiatan ini tidak dilakukan dengan serentak, tetapi dilaksanakan secara bertahap, pada hari pertama tanggal 28 Maret 2014 sosialisasi di SDN 1 Maginti, kemudian tanggal 2 April 2014 di SDN 6 Maginti dan selanjutnya pada tangal 4 April 2014 di SMPN 3 TIKEP. Sosialisasi ini hanya sebatas memberikan pemahaman secara umum tentang potensi dan nilai ekonomi sumberdaya pesisir dan laut khususnya diwilayah Pulau Maginti serta memberikan gambaran tentang kesehatan lingkungan wilayah pesisir pulau Maginti.
f)      Aksi Bersih-Bersih Pantai dan Door Price
 Aksi bersih-bersih pantai dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2014. Dalam kegiatan tersebut melibatkan para siswa-siswa SD, SMP, Guru-guru, serta masyarakat desa Kangkunawe berjumlah kurang lebih 270 orang, yang sebelumnya telah dilakukan sosialiasi untuk mengajak terlibat dalam kegiatan aksi bersih-bersih pantai tersebut.
Aksi bersih-bersih pantai ini bertujuan untuk menimbulkan kesadaran masyarakat desa kangkunawe khususnya pelajar SD dan SMP agar tidak membuang sampah sembarang tempat, khususnya di pantai.  Karena dapat menyebabkan rusaknya ekosistem laut.
 Setelah aksi bersih pantai, dilanjutkan dengan Door Price kepada peserta aksi bersih-bersih pantai oleh Dosen Pembimbing dan Mahasiswa KKN kelompok dua. Dan dilanjutkan pembagian tempat sampah di tipa-tiap sekolah yang ada di Pulau Maginti.



4.1.2.      Program Kelompok
a)     Mengajar Muatan Lokal (Perikanan) pada siswa SDN 1 Maginti, dan SDN 6 Maginti, serta Mengajar IPA Terpadu, Perikanan dan TIK (Teknologi dan Informasi Komputer) Pada SMPN 3 TIKEP.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi terlebih daluhu kepada siswa-siswi SD dan SMP tentang maksud dan tujuan kedatangan mahasiswa KKN Tematik di lokasi KKN. Pelaksanaan kegiatan ini tidak dilakukan dengan serentak, tetapi dilaksanakan secara bertahap, pada hari pertama tanggal 28 Maret 2014 sosialisasi di SDN 1 Maginti, kemudian tanggal 2 April 2014 di SDN 6 Maginti dan selanjutnya pada tangal 4 April 2014 di SMPN 3 TIKEP.
Pengajaran Muatan Lokal tentang Perikanan dan TIK dilakukan dengan mengkonfirmasikan terlebih dahulu dengan Kepala Sekolah. Kepala Sekolah menyabut dengan baik tentang kegitan mengajar Muatan Lokal yang akan kami laksanakan. Dari hasil tersebut, kami memperoleh jadwal pengajaran dari setiap Sekolah, untuk pelajaran Muatan Lokal (Perikanan) SD pengajaran dilaksanakan setiap minggu sekali sesuai dengan jadwal yang telah disepakati bersama.
Pada siswa SMP, pengajaran untuk IPA terpadu 3 kali seminggu yakni pada hari senin, rabu dan kamis. Untuk Muatan Lokal (Perikanan dan TIK) dilakukan sekali seminggu yakni pada hari Sabtu.
Dalam proses pengajaran, siswa sangat antusias dengan materi yang diajarkan. Pengajaran kami lakukan menggunakan media Laptop, yaitu dengan menampilkan materi berupa power point, gambar atau video yang berhubungan dengar materi yang diajarkan. Dan bahkan SMP mengunjungi Posko kami, untuk meminta diajarkan tentang TIK.
b)    Sosialisasi dan Praktek PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pada SDN 1 Maginti dan SDN 6 Maginti
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PUBS melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Terdapat 5 tatanan PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS Tempat-tempat Umum. 
PHBS Sekolah (Institusi Pendidikan) adalah tempat diselenggarakannya proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu pengetahuan dari para guru/pengajar kepada anak didiknya. PHBS Sekolah (Institusi Pendidikan) berarti suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan meningkatkan kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup bersih dan sehat. Sekolah (Institusi pendidikan) yang dimaksud adalah dari tingkat SD/MI, SLTP/MTs sampai dengan SLTA/MA.
Sosialisasi PHBS dilaksanakan secara terpisah, pertama pada tanggal 21 April 2014 di SDN 6 Maginti dan pada tanggal 5 Mei 2014 di SDN 1 Maginti. sosialisasi dilakukan terutama pada siswa kelas IV dan V SD. Sebab, mereka merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan punya keinginan kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang diterimanya kepada orang lain.
Adapun indikator PHBS yang kami gunakan dalam proses sosialisasi adalah :
·               Menggosok gigi sehabis makan dan waktu akan tidur.
(Mencotohkan/mempraktekan cara menggosok gigi dengan baik dan benar)
·               Mencuci tangan setelah buang air besar & sebelum makan dengan sabun.
(Mencontohkan/mempraktekkan cara mencuci tangan dengan baik dan benar)
·               Mandi dua kali sehari dengan sabun mandi.
·               Buang air besar di jamban/WC.
·               Membuang sampah di tempat sampah.
·               Mengganti pakaian sekali sehari dan pakaian jangan terlalu sempit.
·               Pakaian dicuci sampai bersih dengan sabun cuci.
·               Memotong kuku setiap minggu.
·      Mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap kali rambut kotor.
·      Jangan pinjam meminjam perlengkapan pribadi seperti handuk, sabun, pakaian, sikat gigi, pisau cukur, dll
·               Tidur dengan waktu yang cukup.
·               Berolah raga secara teratur.
c)     Pembuatan Saluran pembungan Air Limbah (SPAL) Percontohan
Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran.
Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
·      Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah.
·      Tidak mengotori permukaan tanah.
·      Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
·      Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
·      Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
·      Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
·      Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari, masyarakat menggunakan air sumur yang dibuat disamping/belakang rumah. Dari hasil Observasi yang kami lakukan di lokasi KKN, kami menjumpai kurungnya kesadaran masyarakat untuk membuat saluran pembuangan air limbah ini pada sumur yang mereka gunakan. Kebanyakan dari sumur yang kami jumpai, tidak menggunakan alas yang terbuat dari bahan yang tidak tembus air (semen,dll). Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan, karena air yang digunakan untuk mandi/mencuci langsung merembes/menyerap masuk kembali kedalam sumur tersebut. Dimana dalam air limbah bekas mandi/mencuci tersebut banyak terdapat bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan penyakit. Berdasarkan hal tersebut, kami berinisiatif untuk membuat SPAL Percontohan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dimulai dengan melakukan sosialisasi pada tanggal 24 April 2014 kepada masyarakat dalam hal ini Kepala Desa Kangkunawe dan Perangkat-perangkat desa serta Dosen Pembimbing Lapaangan. Kami menjelaskan tentang konsep SPAL yang biaik dan benar, serta manfaat dan tujuan dari SPAL itu sendiri. Pada tanggal 25-27 April kami memuai pembuatan SPAL disalah satu rumah warga, dibantu dengan beberapa masyarakat. Pendanaan kegiatan SPAL ini berasal dari bantuan Dosen Pembimbing Lapangan serta pihak tuan rumah sendiri.
d)    Penyuluhan di Posyandu dan Penyuluhan Penyakit Campak pada Rumah Warga
Kegiatan Posyandu Desa Kangkunawe dilaksanakanan setiap sebulan sekali yaitu pada tanggal 28 April 2014. Sebelum kegiatan posyandu dilaksanakan, sebelumnya kami telah mengkonfirmasi jadwal tentang pelaksanaan Posyandu itu sendiri, agar kami dapat mempersiapkan materi sebelum kegiatan dimulai. Penyuluhan penyakit yang kami lakukan pada kegiatan Posyandu adalah penyakit campak, karena berdasarkan informasi yang kami peroleh dari tenaga Kesehatan Puskesmas Maginti yang mengatakan bahwa jumlah Kasus kejadian campak untuk Kabupaten Muna semakin banyak. Disini kami menjelaskan tentang pentingnya Imunisasi Campak sedini mungkin pada ibu/calon ibu yang berkunjung ke Posyandu agar bayi mereka dapat terhindar dari penyakit campak itu sendiri. Penyuluhan yang awalnya kami targetkan akan dihadiri sekitar 20 orang, ternyata tidak cukup. Jumlah ibu/calon Ibu yang berkunjung hanya 12 orang saja.
Karena jumlah ibu-ibu yang berkunjung di posyandu sedikit, akhirnya Kader Posyandu dan Tenaga Kesehatan Puskesmas Maginti mengajak kami dari mahasiswa KKN melakukan penyuluhan Penyakit campak kerumah warga sekaligus membantu tenaga Kesehatan Puskesmas Maginti untuk melakukan Imunisasi campak pada bayi di Desa Kangkunawe sore harinya tanggal 28 April 2014.
Penyuluhan dan imunisasi campak berlangsung dengan aman dan tertib. Balita-balita pun yang kami jumpai kebanyakan belum pernah melakukan imunisasi campak ini, hal ini dikarenakan kurang tahunya masyarakat khususnya ibu-ibu tentang manfaat dari imunisasi campak itu sendiri.
e)     Pembuatan Papan Nama Jalan Desa dan Batas Desa
Kegiatan ini dimulai dengan mengadakan sosialisasi dahulu pada tanggal 4 April 2014 dengan Kepala Desa dan Perangkat desa tentang nama jalan yang akan dibuat dan dipasang nantinya. Pembuatan papan nama jalan desa dan batas ini dimaksudkan agar masyarakat dapat mengetahui nama-nama jalan di Pulau Maginti khususnya Desa Kangkunawe.
Pada tanggal 5 Mei 2014 dimulai proses pembuatannya, mulai dari pembersihan papan dan tiang yang nantinya akan di cat dan dilanjutkan dengan penulisan nama-nama jalan yang telah disepakati oleh pemerintah desa. Sebelum dilakukan pemasangan pada Tanggal 8 Mei terlebih dahulu kita melakukan pengecekan atau survei lokasi untuk tempat penempatan nama-nama jalan tersebut, kemudian pada pagi hari tepatnya pada Tanggal 9 Mei dilanjutkan dengan pemasangan nama-nama jalan tersebut pada tempat yang sudah ditetapkan.
Kegiatan pemasangan papan nama dan batas desa ini melibatkan juga pemuda masyarakat desa kangkunawe.
f)      Kerja Bakti
Kegiatan kerja bakti yang dilakukan meliputi pembersihan halaman Masjid Desa Kangkunawe, dan Puskesmas Maginti. Pembersihan Masjid Desa Kangkunawe dilaksanakan pada hari jumat sore, tanggal 25 April 2014 yang dimulai pada pukul 15.30 WITA-selesai. Partisipan dari kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa KKN Tematik Desa Kangkunawe bekerja sama dengan seluruh masyarakat dan aparat Desa Kangkunawe serta Siswa-siswi SMP 3 TIKEP. Kerja Bakti ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan Masjid Desa Kangkunawe, serta untuk mempererat hubungan silaturrahmi dan kekompakkan antara masyarakat dengan mahasiswa maupun antar sesama masyarakat desa, dengan demikian diharapkan dapat terjalin hubungan yang baik antara masyarakat dengan mahasiswa.
Kegiatan kerja bakti yang selanjutnya pada tanggal 4 Mei 2014 adalah Pembersihan halaman Puskesmas Maginti yang baru. Partisipan dari kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa KKN Tematik Desa Kangkunawe bekerja sama dengan seluruh masyarakat dan aparat Desa Kangkunawe. Karena kondisi puskesmas yang masih baru, dan belum ditempati, menyebabkan banyak tumbuh rumput liar seperti ilalang-ilalang yang sudah tinggi. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar dalam proses pelayanan kesehatan dipuskesmas Maginti, masyarakat merasa nyaman dalam proses pelayanan keshatannya.
g)     Porseni KKN CUP
Kegiatan ini adalah hasil inisiatif Mahsiswa KKN Tematik dan masyarakat Pulau Maginti, yang dimaksudkan sebagai ajang untuk menggali potensi dalam bidang olahraga juga menjalin tali persaudaraan yang lebih erat antara Pemuda Desa Maginti dan Pemuda Desa Kangkunawe serta mahasiswa KKN. Adapun Jenis-Jenis Kegiatan yang diperlombakan di antaranya Futsal, Bola Gotong, Tarik Tambang, dan Bola Dangdut.
Kegiatan ini di buka oleh bapak Kepala Desa Maginti dan Kepala Desa Kangkunawe, yang berlangsung selama seminggu dari tanggal 1-7 April 2014 di lapangan Pulau Maginti. Untuk penyerahan Piala dan hadiah pada malam tanggal 10 April sekaligus acara Ramah Tama dan Perpisahan dengan Masyarakat Pulau Maginti, khususnya Desa Kangkunawe.
4.2         Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja
Faktor pendukung dalam pelaksanaan kegiatan KKN Tematik di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti sehingga dapat berjalan baik antara lain:
1.      Penerimaan yang baik dari pihak Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti.
2.      Dukungan yang baik dari pemerintah setempat baik di tingkat pemerintah Kecamatan maupun tingkat Desa.
3.      Koordinasi yang baik antara mahasiswa KKN Tematik dengan seluruh aparat Desa Kangkunawe.
4.      Hubungan yang baik antara mahasiswa dengan masyarakat setempat di Desa Kangkunawe .
5.      Ketersediaan alat dan bahan dalam pelaksanaan program kerja.
6.      Keamanan dan kenyamanan yang terjaga dengan baik.
7.      Terciptanya hubungan kerjasama yang baik antara aparat Desa Kangkunawe, tokoh masyarakat, masyarakat dengan mahasiswa KKN.
4.3         Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di pulau Maginti adalah sebagai berikut:
1.      Keterbatasan pengetahuan mahasiswa peserta KKN sehingga pelaksanaan semua kegiatan tidak berjalan baik.
2.      Kurangnya kebersamaan masyarakat dalam membangun desa mereka sendiri, serta kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN disebabkan karena kesibukan mereka masing-masing.
3.      Kurangnya koordinasi baik antara mahasiswa KKN dengan dosen pembimbing dan masyarakat pada lokasi KKN.
4.      Terbatasnya waktu pelaksanaan KKN sehingga pelaksanaan program kerja tidak berlangsung secara optimal.
5.      Kemampuan dana sebagai kebutuhan vital yang jumlahnya sangat terbatas.
















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami kemukakan dalam laporan KKN berbasis PAR ini adalah sebagai berikut ;
1.      Kegiatan Kuliah KKN Tematik di Kecamatan Maginti mendapat sambutan, tanggapan dan perhatian yang cukup baik dari warga setempat.
2.      Program memerlukan kesiapan yang matang, yang meliputi kesiapan fisik maupun mental, tak kalah penting ilmu pendidikan dan keterampilan yang memadai sebagai bekal untuk aktivitas dalam kehidupan masyarakat sebenarnya.
3.      Pada dasarnya masyarakat sangat memerlukan dukungan untuk dapat meningkatkan kesejateraannya, maka kita sebagai mahasiswa harus menjadi motivator bagi masyarakat di Kec.amatan Maginti.
4.      KKN Tematik adalah kegiatan yang salah satu fungsinya mengajarkan mahasiswa untuk tampil sebagai motivator masyarakat  kearah yang lebih maju
5.      Mahasiswa sebagai anggota masyarakat harus lebih banyak belajar dari masyarakat karena mahasiswa itu dipandang sebagai orang yang serba bisa dan serba tahu maka perlu adanya kontrol diri.
6.      Dengan adanya kegiatan KKN Tematik ini, hubungan antara lembaga perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan dengan masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik, sehingga penanganan di berbagai bidang pembangunan akan terintegrasi.
7.      Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai sarana bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang dimiliki pada masyarakat/instansi
8.      Program kerja yang dilakukan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik sesuai dengan kebutuhan masyarakat di wilayah Kecamatan Maginti.
9.      Melalui kegiatan KKN  Tematik, antara mahasiswa dan masyarakat/instansi saling berinteraksi dan bekerja sama dalam mewujudkan program-program kerja untuk mencapai suatu target khususnya dalam mengahadapi  masalah-masalah yang terjadi di lokasi KKN.
10.  Melalui KKN Tematik  mahasiswa mampu mandiri dan beradaptasi dengan baik dalam kehidupan masyarakat maupun instansi terkait di kecamatan Maginti
11.  Mahasiswa  KKN Tematik, pihak  Kecamatan Maginti instansi-instansi terkait di Kabupaten Muna  dan masyarakat dapat merasakan manfaat dari program kerja yang dilaksanakan.
5.2  Rekomendasi (Saran-Saran)
1.      Saran Kepada Pihak Universitas Halu Oleo Kendari
Pihak Universitas Halu Oleo Kendari sebagai pihak penyelenggara kegiatan KKN Tematik seharusnya mempuyai data base terlebih dahulu tentang daerah yang ada di Kab.Muna sehingga peserta KKN Tematik dapat mengorientasi program kerja secara maksimal.
2.      Saran Kepada Aparat Pemerintah Lokasi KKN Tematik yaitu Kecamatan Maginti yaitu:
Dari hasil observasi hendaknya pemerintah Kecamatan Maginti harus lebih meningkatkan peran dan fungsi lembaga pemerintahan yang ada seperti dalam bidang pembangunan, pendidikan, kebersihan lingkungan, serta koordinasi dengan masyarakat dan organisasi-organisasi kepemudaaan khususnya karang taruna yang ada di Desa.
3.      Saran kepada peserta KKN Tematik
Kepada seluruh peserta KKN Tematik harusnya sebelum turun di lokasi harus sudah mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.





 








3 komentar:

  1. What are the odds at a casino? - JTM Hub
    In a 군포 출장샵 nutshell, one 성남 출장마사지 of the basic rules you need for casino gambling 창원 출장안마 is to pick the winner of a bet. That's the most common 울산광역 출장샵 form of betting on a sports 시흥 출장샵

    BalasHapus