LAPORAN
AKHIR
KULIAH
KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
ANGKATAN
XXIV TAHUN 2014
TEMA
“MELALUI
KULIAH KERJA NYATA (KKN) TEMATIK
KITA
TINGKATKAN PENGABDIAN MAHASISWA
DALAM
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DAN PEMBANGUNAN
BANGSA"
OLEH :
NAMA : LA ODE TANDA
PROGRAM
STUDI : BUDIDAYA
PERAIRAN
JURUSAN : PERIKANAN
FAKULTAS : PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
LOKASI : DESA KANGKUNAWE, PULAU
MAGINTI
KECAMATAN : MAGINTI
KABUPATEN : MUNA
LEMBAGA
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KULIAH KERJA NYATA
(KKN) TEMATIK
ANGKATAN XXIV TAHUN AKADEMIK 2014
OLEH:
NAMA : LA ODE TANDA
PROGRAM
STUDI : BUDIDAYA
PERAIRAN
JURUSAN : PERIKANAN
FAKULTAS : PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
LOKASI : DESA KANGKUNAWE, PULAU
MAGINTI
KECAMATAN : MAGINTI
KABUPATEN : MUNA
Kepala
Desa Kangkunawe
Balhudin
|
Telah
disetujui oleh :
Mengetahui
Ketua
LPPM UHO
Prof.
Dr. Ir. H. La Karimuna, M.Sc.Agr
NIP.
19631231 198703 1 020
. |
Dosen
Pembimbing
Prof.
Ir. H. La Sara, MS., Ph.D
NIP.
19600422 198703 1 003
|
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………….. ii
KATA
PENGANTAR……………………………………………………..
iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………. iv
DAFTAR
TABEL…………………………………………………………. v
KATA
PENGANTAR……………………………………………………..
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar
Pemikiran………………………………………………………… 1
1.2 Tema
Kegiatan…………………………………………………………. 2
1.3 Bentuk dan
Program Kegiatan…………………………………………. 3
1.4 Tujuan dan Target
Kegiatan……………………………………………. 3
1.5 Sasaran
Kegiatan……………………………………………………….. 4
1.6 Tempat dan Waktu Pelaksanaan………………………………………… 5
BAB II GAMBARAN
LOKASI KKN
2.1 Sejarah Singkat Lokasi KKN…………………………………………... 6
2.2 Letak Geografis…………………………………………………………. 7
2.3 Struktur Penduduk……………………………………………………… 12
2.4 Sarana dan Prasarana…………………………………………………….. 14
BAB III
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN LOKASI KKP
3.1 Potensi Masyarakat/ Sistem dan Prosedur Kerja………………………… 15
3.2 Permasalahan…………………………………………………………….. 15
3.3 Program Kerja……………………………………………………………. 17
BAB IV
PELAKSANAAN DAN KEGIATAN PROGRAM
4.1 Deskripsi Pelaksanaan Program Kerja………………………………….. 19
4.2 Faktor Pendukung Pelaksanaan Program Kerja…………………………. 20
4.3 Faktor Penghambat……………………………………………………… 20
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan………………………………………………………………. 22
5.2 Rekomendasi (Saran-saran)………………………………………………. 23
LAMPIRAN
KEGIATAN
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Hal
1.
Nama-nama kepala desa
sebelum dan sedudah berdirinya desa
Kangkunawe
……………………………………………….................
6
2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di
Pulau Maginti.................. 9
3.
Struktur Penduduk Pulau Maginti………………………….................. 12
4.
Sarana dan Prasarana Desa…………………………………................. 14
5. Program
mahasiswa KKN Tematik dan program desa..........................
17
6. Program
dosen yang terintegrasi pada Mahasiswa KKN Tematik......... 18
DAFTAR
GAMBAR
Gambar Keterangan Hal
1. Peta
lokasi Pulau Maginti.................................................................... 7
2. Grafik jumlah penduduk Pulau
Maginti.............................................. 9
3. Grafik persentase persebaran penduduk
Pulau Maginti 2014............. 9
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang Maha
Esa, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan akhir
Kuliah Kerja Nyata
(KKN) Tematik angkatan XXIV tahun 2014 di Desa Kangkunawe, Kecamatan Maginti, Kabupaten Raha. Pelaksanaan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) Tematik angkatan XXIV tahun 2014 merupakan wujud dari salah
satu isi Tridharma Perguruan Tinggi
yaitu sebagai wadah untuk melatih mahasiswa untuk bekerja sesuai keahliannya guna mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku perkuliahan. Oleh karena itu,
penulis berharap agar laporan Akhir Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak. Penulis juga menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan
Laporan Akhir kegiatan KKN
Tematik ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak.
Penyelesaian laporan ini
tidak terlepas dari peranan
berbagai pihak. Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi–tingginya
kepada:
1. Bapak
Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, MS, selaku
Rektor Universitas Haluoleo yang telah banyak memberikan bantuan moril baik langsung
maupun tidak langsung.
2. Bapak
dr. L.M. Baharudin, M.Kes selaku Bupati Muna dan
seluruh pemerintah daerah Muna yang telah banyak
memberikan bantuan moril
baik langsung maupun tidak langsung.
3.
Bapak
Agustamin Sujhono SP. selaku Camat Maginti yang telah membantu terlaksananya
kegiatan KKN Tematik di Pulau Maginti
4.
Bapak
Balhudin selaku Kepala Desa Kangkunawe yang telah membantu terlaksananya semua
kegiatan KKN Tematik di Desa Kangkunawe
5.
Bapak Prof. Ir. H. La Sara, MS.,
Ph.D, selaku
pembimbing I KKN Tematik
yang telah membimbing
kami dalam proses berlangsungnya KKN Tematik.
6.
Bapak
Dr. Ir. Wellem H. Muskita, M.Si dan Ibu Oce Astuti, S.Pi., M.Si, selaku
pembimbing II dan III KKN Tematik yang telah membimbing
kami dalam proses berlangsungnya KKN Tematik.
7. Bapak Maliadi dan Istri
selaku orang tua kami di posko II KKN Tematik yang telah memberikan nasehat dan
arahan dalam proses berlangsungnya KKN Tematik.
8.
Terima kasih untuk seluruh masyarakat di Pulau Maginti umumnya dan
masyarakat di Desa Kangkunawe yang telah membantu dan ikut
berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan KKN tematik
9.
Terima kasih tak
lupa diucapkan kepada teman-teman mahasiswa KKN Tematik angkatan XXIV tahun 2014 yang berada di Pulau Maginti
yang selalu bersama di saat suka maupun duka selama 45 hari .
10. Terima kasih untuk semua
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu
kelancaran proses KKN Tematik
selama 45 hari.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini, semoga Tuhan
yang Maha Esa
memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada kita semua Amin.
Kendari, Mei
2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar Pemikiran
Kuliah Kerja
Nyata (KKN Tematik) diartikan sebagai integrasi secara menyeluruh baik dibidang keahliaan
atau disiplin ilmu pengetahuan untuk mengaplikasikan teori-teori yang
dimilikinya ke dalam sebuah wujud nyata pengabdian kepada masyarakat. Kuliah
Kerja Nyata Tematik (KKN) merupakan program yang harus diikuti semua mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan akademik, pelaksanaan KKN Tematik ini merupakan proses
yang sangat penting terhadap kelangsungan proses akhir masa perkuliahan sebagai
salah satu persyaratan dan kelulusan mahasiswa.
Kuliah Kerja
Nyata (KKN Tematik) ini, merupakan wahana bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan disiplin ilmu yang masih
dalam tataran teoritis terhadap realisasi praktis dengan bentuk pengabdian
langsung kepada masyarakat, disamping penelitian yang dilakukan sebagai usaha
pengembangan ilmu yang diperoleh sebelumnya. Selain itu, Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN
Tematik) juga memiliki keterampilan dalam mengatasi masalah-masalah yang
terjadi di tengah masyarakat sebagai media untuk belajar membangun hubungan
yang integral dalam komunitas masyarakat, sebagai obyek utama yang akan
dihadapi kelak setelah menyelesaikan studi.
Kuliah Kerja
Nyata Tematik (KKN Tematik)
sangat besar manfaatnya bagi para mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya,
dimana Kuliah Kerja Nyata (KKN Tematik) dilaksanakan demi mendapatkan pengalaman di lapangan
karena mengandung makna yang sangat penting yaitu pendidikan dan pengabdian
mahasiswa yang diwujudkan dalam pengenalan dan penghayatan tentang pembangunan
masyarakat serta berusaha menciptakan metode-metode pemecahan berbagai masalah
dengan menggunakan kemampuan dan keterampilan yang sangat tepat terhadap
situasi yang berkaitan dengan perkembangan masyarakat dalam upaya menerapkan
hasil kegiatan perkuliahan yang pernah ditempuh.
Keberadaan
perguruan tinggi pada hakekatnya adalah memenuhi tuntutan dinamika pembangunan
dan kebutuhan masyarakat dibidang jasmani dan
rohani serta mahasiswa dituntut mampu membina, mengembangkan atau menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
kepada masyarakat melalui salah satu dharma yang harus dilaksanakan secara institusional dan
profesional.
Kuliah pengabdian mahasiswa ini merupakan perwujudan dari partisipasi
Perguruan Tinggi dalam upaya mengembangkan dan peningkatan pemberdayaan serta
partisipasi masyarakat terhadap tuntutan kemajuan zaman melalui perkembangan
iptek melalui mahasiswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa akan memiliki berbagai
pengalaman, mulai dari usaha untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan saling
membantu dalam menjalankan berbagai program kerja hingga memberikan solusi
terhadap masalah yang timbul dalam internal peserta KKN Tematik maupun yang terjadi di tengah
masyarakat di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti Kabupaten Muna. Oleh karena itu, sarana
pengembangan akademis mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari perlu
mengembangkan dan meningkatkan serta melaksanakan program aksinya sebagai
perwujudan dari “Tri Dharma Perguruan Tinggi” yang utuh, sehingga bisa memahami
dan menghayati fenomena sosial di masyarakat secara real, sebagai pengembangan program dalam proses belajar dan mengajarkan
kepada mahasiswa dengan salah satu program yang cukup strategis adalah melalui
KKN Tematik.
Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN Tematik) mahasiswa Universitas Halu Oleo
Kendari sebagai bentuk pengabdian ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh
mahasiswa dengan bimbingan Fakultas, Universitas dan Pemerintah Daerah adalah
pendekatan-pendekatan berbasis multi disiplin. Pengabdian mahasiswa ini
merupakan proses mendidik multi selektif ke arah
pengembangan, motivasi dan persepsi, dimana mahasiswa tersebut melaksanakan
pengabdiannya.
Laporan ini
merupakan dokumentasi kerja mahasiswa dalam melaksanakan Kuliah Kerjaa Nyata Tematik (KKN Tematik) di Desa
Kangkunawe Kecamatan
Maginti Kabupaten Muna.
1.2 Tema Kegiatan
Tema kegiatan KKN Tematik angkatan XXIV yaitu :
“Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik
Kita Tingkatkan Pengabdian Mahasiswa dalam Pemberdayaan Masyarakat dan
Pembangunan Bangsa”
1.3 Bentuk dan Program Kegiatan
Bentuk dan program kerja KKN Tematik disesuaikan dengan program kerja tim dosen pembimbing ditambah dengan program kerja yang
disusun oleh peserta KKN Tematik.
Pelaksanaan
Kuliah Kerja Nyata Tematik yang dilaksanakan di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti Kabupaten Muna
mulai tanggal 25
Maret 2014 sampai dengan 10 Mei 2014 memiliki langkah dan metode yang dijadikan
bahan rujukan.
Kegiatan
tersebut mencakup tiga hal pokok yaitu pengabdian masyarakat, pemerintahan dan
pengajaran, adapun langkah-langkah yang kami lakukan dalam program KKN tersebut
adalah dengan membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama KKN dengan
menggunakan metode sebagai berikut:
1.
Pendekatan
Persuatif
Pendekatan ini menitikberatkan kepada
ide, sikap, dan usaha-usaha masyarakat atas dasar perubah kontak terarah dan selektif yang
datangnya dari pihak luar sehingga menimbulkan motivasi, kreasi dan inovasi
bagi masarakat untuk mampu berpikir dan berbuat sesuai dengan kebenaran.
2.
Pendekatan
Empirik, Normatik dan Edukatif
Pendekatan
ini menitikberatkan kepedulian
terhadap norma-norma yang berlaku baik norma tersirat maupun norma yang
tersurat di masyarakat.
3.
Pendekatan
Andragogi
Pendekatan
ini menitikberatkan sistem
pembelajaran dengan prinsip partisipasi dan seni untuk membantu masyarakat
setempat dalam belajar dan membelajarkan.
4.
Pendekatan
Kelembagaan
Pendekatan
yang memperhitungkan keterkaitan dan kesepadanan dengan dinas instansi
pemerintah maupun swasta dan organisasi social dalam mempercepat proses pembangunan
dan daya pikir modern, kreatif dan inovatif.
1.4. Tujuan dan Target Kegiatan
1.4.1
Tujuan Kegiatan
Pelaksanaan
KKN Tematik di UHO secara umum bertujuan
mendukung pengembangan profesi keilmuan sehingga sarjana yang dihasilkan adalah
sarjana yang professional dan mandiri serta mampu memahami permasalahan dan
kebutuhan masyarakat umumnya. Secara umum tujuan pelaksanaan KKN Tematik yaitu
:
a. Memberi
kesempatan pada mahasiswa dan dosen untuk menerapkan IPTEK dan atau seni untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Tenggara khusunya Kabupaten Muna.
b. Melatih
mahasiswa agar dapat mengidentifikasi, merumuskan dan menangani berbagai
permasalahan yang sesuai dengan bidang ilmunya.
c. Meningkatkan
koordinasi dan kemitraan antara Perguruan Tinggi Pemerintah Daerah, dunia
usaha, dan masyarakat untuk mengatasi permasalahan pembangunan.
1.4.2
Target Kegiatan
Target yang
ingin dicapai dari pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah sebagai berikut:
1. Memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
2. Meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam mengidentifikasi, merumuskan dan memecahkan masalah dalam menghadapi tantangan masa depan
sesuai dengan profesinya.
3. Meningkatkan penguasaan, pengembangan
dan penerapan ilmu pengetahuan teknologi mahasiswa sebelum menyelesaikan
studinya.
4. Terbentuknya sikap mahasiswa yang
mandiri dan dapat beradaptasi dalam kehidupan nyata di masyarakat.
1.5. Sasaran Kegiatan
Sasaran
kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) Tematik yang dilakukan oleh mahasiswa adalah
:
1. Masyarakat yang berada di lingkungan Pulau Maginti
2. Staf kantor Desa Kangkunawe Pulau
Maginti.
3. Remaja/pemuda yang berada di Pulau Maginti
4. Anak-anak usia dini yang berada di
lingkungan Pulau Maginti
5. Lingkungan Desa Kangkunawe
Pulau Maginti.
1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik tahun 2014 ini
berlokasi di Desa Kangkunawe, Pulau Maginti Kecamatan Maginti
Kabupaten Muna yang berlangsung selama 45 hari, yang dimulai tanggal 25
Maret s/d 10 Mei 2014.
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI KKN
2.1. Sejarah Singkat Lokasi KKN
a.
Asal-usul/Legenda Pulau Maginti
Pulau Maginti terdiri dari 3 desa yang kurang lebih 36 hektar dan
mempunyai 362 kk, 1.260 jiwa, nama Maginti pertama kali adalah Maginte, Maginte
berasal dari Bahasa Bajo yang artinya sesuatu benda yang jika kita angkat
terbagi 2 tetapi tetap satu. Dari jauh pulau Maginti terlihat seperti dua
bagian tetapi semakin dekat ternyata Pulau Maginti hanya satu pulau yang
disatukan oleh daratan, Desa Kangkunawe
bisa diartikan sebagai gasing, penduduk Pulau Maginti mayoritas orang Bajo dan
Kadatua, Maginti dulu Pulau distrik terlepas dari distrik 1996 beralih ke
pemerintahan, kekuasaan distrik pertama di Pulau Tobea, dulu Pulau Maginti
diperebutkan oleh Pulau Buton dan Kab. Muna, seandainya ada pohon bambu yang
tumbuh di pulau Maginti akan di ambil alih Pulau Buton tapi setelah diperiksa
tidak ada satupun pohon bambu yang tumbuh di Pulau Maginti. Disini sebenarnya dulu
Selat Tiworo, Mata pencarian masyarakat Pulau Maginti lebih dominan adalah
nelayan, sekitar 75% masyarakat Pulau Maginti bermata pencaharian di laut
(nelayan), 10% perantau, 5% wiraswasta dan 5% berstatus PNS.
b.
Sejarah Pemerintahan Desa
Adapun sejarah pemerintahan desa sebelum dan sesudah
berdirinya Desa Kangkunawe dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 1. Nama-Nama Demang/Lurah/Kepala Desa Sebelum dan Sesudah Berdirinya Desa
Kangkunawe
No
|
Periode
|
Nama Kepala Desa
|
Keterangan
|
1.
|
1990-1994
|
Umar
|
Kades Maginti
|
2.
|
1994-2002
|
La Zaolo
|
Kades Maginti
|
3.
|
2002-2007
|
La Jaja
|
Kades Kangkunawe
|
4.
|
2007-2014
|
La Zaolo
|
Kades Kangkunawe
|
5.
|
2014
|
Balhudin
|
Kades Kangkunawe
|
2.2. Letak Geografis
1.
Gambaran Wilayah

Gambar 1. Peta
Lokasi Pulau Maginti
a. Geografis
Kecamatan Maginti yang sebelumnya adalah bagian dari Kecamatan Tiworo
Kepulauan merupakan salah satu Kecamatan dari 33 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Muna. Wilayah ini menempati Barat Laut daratan Pulau Muna dan pulau-pulau
kecil lainnya di kawasan tersebut. Pajala sebagai Ibu Kota Kecamatan berjarak
lebih kurang 67 Km dari Kota Raha (Ibu Kota Kabupaten Muna).
b.
Batas Wilayah
Pada sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Tiworo Tengah; Sebelah
Timur berbatasan dengan Kecamatan Tiworo Selatan; Sebelah Selatan berbatasan
dengan Kecamatan Kabangka dan Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Spelman.
Luas wilayah Kecamatan Maginti sekitar 40,57 Km2, dan Desa Kangkunawe merupakan
desa yang wilayahnya paling kecil dari seluruh desa yang ada yaitu sekitar 0,36
Km2 .
c.
Topografi
Secara
keseluruhan wilayah Pulau Maginti yang menempati pesisir
pantai dan pulau-pulau kecil lainnya di kawasan itu, maka permukaan wilayah
pada umumnya merupakan dataran rendah, demikian pula tingkat kemiringan tanah
berada pada klasifikasi rendah.
d.
Iklim
Kecamatan Maginti pada umumnya beriklim tropis dengan suhu rata-rata 25
– 270.
Curah hujan selama tahun 2014 adalah sebesar 2.602 mm dengan rata-rata 217 mm/ bulan. Sedangkan jumlah hari hujan adalah
sebanyak 171 hari hujan dengan rata-rata 14 hari hujan setiap bulan.
1. Gambaran Masyarakat Lokasi KKN
a) Demografi dan Populasi
Luas wilayah
Kecamatan Maginti adalah 40,57 Km2. Desa Kangkunawe mempunyai
tingkat kepadatan tertinggi yaitu sebesar 3.456 jiwa per Km2 ,
disusul Desa Maginti dan Desa Pasipadangan dengan tingkat kepadatan masing –
masing sebesar 3.222 jiwa/ Km2 dan 1.014 jiwa per Km2.
Sedangkan tingkat kepadatan terendah terdapat di Desa Pajala yaitu sebesar 84
jiwa per Km2
.
Perbandingan
jumlah penduduk laki-laki dan perempuan antara desa Kangkunawe dan desa
Maginti dapat dilihat pada
garfik di bawah ini :

Gambar 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Desa Maginti dan Desa Kangkunawe

Gambar 3. Persentase Persebaran Penduduk Pulau Maginti Tahun
2014
Dari gambar grafik di atas jumlah penduduk menurut jenis
kelamin Desa Maginti dan Desa Kangkunawe
dapat pula disajikan dalam bentuk tabel berikut.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Desa Maginti dan Desa Kangkunawe
NAMA DESA
|
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
JUMLAH
|
MAGINTI
|
591
|
602
|
1.193
|
KANGKUNAWE
|
608
|
636
|
1.244
|
TOTAL
|
1199
|
1238
|
2437
|
b.
Ekonomi
Sebagai
masyarakat Muna lainnya, penduduk Pulau Maginti bekerja sebagai nelayan,
pelaut, pedagang, tukang bata, tukang pembuat kapal dan PNS. Budaya penangkapan
ikan merupakan kegiatan yang umum di geluti untuk bahan pangan keluarga.
Kegiatan perikanan tangkap laut dalam, mencari kerang-kerang di daerah pasang
surut, menangkap ikan dasar, digeluti masyarakat. Alat tangkap yang digunakan adalah jaring,
bubu, pancing dan panah ikan.
Kegiatan
ekonomi lainnya adalah perdagangan antar pulau menggunakan kapal bermotor atau
perahu layar sebagai sarana angkut. Para
pedagang Pulau Maginti biasanya mengangkut barang-barang dari Bombana untuk di
distribusikan di Muna maupun pulau-pulau lainnya kawasan Timur Indonesia. Pulau
Maginti tidak memiliki lahan untuk digunakan bercocok tanam karena tanahnya
didominasi pasir, tanaman yang tumbuh hanya kelor, pisang, umbi-umbian, sukun,
dan beberapa pohon lainnya.
Kegiatan
ekonomi lain yang digeluti masyarakat di Pulau Maginti yaitu usaha kios
sembako, kios penjualan alat-alat dan perlengkapan tangkap ikan, penampung ikan
kering, nelayan batu laut dan penjualan bahan bakar minyak.
c.
Sosial Budaya
Penduduk asli
Muna adalah suku Muna. Suku Muna adalah salah satu suku di Sulawesi Tenggara
disamping suku Moronene, Tolaki, Mekongga, dan Buton. Suku Muna sendiri
menyebar pada beberapa tempat yakni, Pulau Buton, dan Pulau Wakatobi dan
terdiri dari puluhan sub antropologis. Suku Muna yang menghuni Muna umumnya
dikenal dengan sebutan Orang Muna, bahasa yang digunakan disebut bahasa Muna.
Pulau Maginti yang berada di Muna
Kecamatan Maginti adalah Suku Bajo, Kadatua, Suku Buton, dan Suku Muna. Selain
penduduk asli Pulau Maginti juga dapat ditemukan penduduk dari Suku Tolaki,
Bugis dan, yang telah kawin mawin disana. Secara umum keseluruhan penduduk
Pulau Maginti memeluk agama Islam.
d.
Situasi Politik
Peranan pokok
masyarakat anggota keluarga yang sebagai pegawai pemerintah berpengaruh pada
pengambilan keputusan di tengah masyarakat Pulau Maginti. Tokoh masyarakat di
Pulau Maginti adalah umumnya aparat desa, guru dan ketua kampung. Anggota
keluarga yang memiliki pendidikan tinggi, atau anggota TNI/POLRI dan sanak
famili yang mapan hidupnya yang di perantauan
memiliki posisi yang sangat kuat pada pengambilan keputusan dalam keluarga.
Sering kali sebelum terjadi pengambilan keputusan mereka akan menunggu arahan
anggota keluarga mereka yang berpendidikan atau bekerja di pemerintahan dan
TNI/POLRI meskipun berada jauh di
perantauan. Tokoh berpengaruh lainnya
adalah pengurus atau anggota partai politik. Belakangan peran tokoh politik tim
sukses dari Bupati selalu mendominasi desa, terkadang posistif dan terkadang
menekan masyarakat.
Situasi
politik lokal selalu didominasi perbedaan pilihan politik baik bersifat lokal
desa seperti perbedaan pemilihan Kepala Desa maupun perbedaan pemilihan Calon
Bupati. Perbedaan-perbedaan pilihan ini membawa dampak pada hubungan sosial
sehari-hari
Konsep yang selalu diajukan selalu
menjadi acuan masyarakat dan pemerintah Pulau Maginti. Peran kelompok-kelompok
yang selalu memberikan pendidikan transformasi sosial sangat diterima oleh
masyarakat Pulau Maginti karena metode pendekatan mengangkat nilai kemanusiaan
keposisi yang yang khas oleh kelompok-kelompok tersebut merupakan gabungan dari
masyarakat setempat yang telah terorganisir dengan baik. Memliki pemahaman yang
sama dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan memiliki
upaya-upaya pelestarian lingkungan baik melalui diskusi tentang dampak negatif
bom dan bius maupun masuk ke aksi yakni penanaman pohon di pesisir pantai Pulau
Maginti.
2.
Kondisi Pulau Maginti Sekarang
Penduduk
Pulau Maginti adalah pencampuran dari suku Bajo Kadatua, Muna, dan Buton. Pulau
Maginti sudah mengalami
perubahan. Indikator yang dapat ditemukan adalah rumah-rumah penduduk yang
sudah banyak menggunakan rumah beton
permanen. Tinggal beberapa buah rumah panggung yang dapat ditemukan.
Jalan raya yang melintas dalam pemukiman
ini adalah jalan yang berpasir
yang tidak terlalu luas. Pemukiman warga dapat di
temukan bangunan mesjid dengan
arsitektur yang cukup baik. Fasilitas perkantoran desa yang layak dan
bangunan-bangunan sekolah dasar. Fasilitas
lain yang lain dapat ditemukan adalah puskesmas yang tidak lengkap
dengan tenaga medisnya. Masyarakat hidup berdampingan dalam tatanan nilai-nilai
yang dijunjung tinggi, Rasa kekeluargaan adalah perekat dalam keseharian.
2.3.
Struktur Penduduk
Tabel
3 Struktur Penduduk Desa Kangkunawe Pulau Maginti
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1
|
Kependudukan
a. Jumlah penduduk ( jiwa )
b. Jumlah KK
c. Jumlah laki-laki
1. 0-15 tahun
2. 16-55 tahun
3. Diatas 55 tahun
d. Jumlah Perempuan
1. 0-15 tahun
2. 16-55 tahun
3. Diatas 55 tahun
|
1.244
232
142
374
92
158
356
122
|
|
2.
|
Kesejahteraan Sosial
a. Jumlah KK Prasejahtera
b. Jumlah KK Sejahtera
c. Jumlah KK Kaya
d. Jumlah KK Sedang
e. Jumlah KK Miskin
|
80
124
13
15
-
|
|
3.
|
Tingkat Pendidikan
a. Tidak tamat SD
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Diploma/Sarjana
|
81
286
105
272
54
|
|
4.
|
Mata Pencaharian
a. Nelayan
b. Pedagang
c. Tukang kapal
d. Tukang batu
e. Bengkel
f. PNS
g. Wiraswasta
h. Pensiun
i.
Karyawan perusahan
j.
TNI/POLRI
k. Perangkat Desa
l.
Tidak Mempunyai Pekerjaan
|
233
51
5
8
3
5
12
-
-
-
1
10
|
|
5.
|
Agama
a.
Islam
b.
Kristen
c.
Protestan
d.
Katolik
e.
Hindu
f.
Budha
|
1.244
-
-
-
-
-
|
|
Berdasarkan
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kependudukan
Jumlah usia
produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia anak-anak dan lansia.
Perbandingan usia anak-anak, produktif, dan lansia adalah sebagai berikut : 32% : 52% : 23%. dari 630 jumlah penduduk yang berada pada kategori usia
produktif laki-laki dan perempuan jumlahnya hampir sama.
2.
Kesejahteraan
Berdasarkan tabel 3 di atas kesejahteraan masyarakat Desa
Kangkunawe Pulau Maginti
termasuk dalam kategori Pulau berkembang.
3.
Tingkat Pendidikan
Kurangnya
kesadaran masyarakat tentang pentingya pendidikan sehingga anak-anak setelah
tamat SMP jarang anak-anak yang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih
tinggi .
4.
Mata pencaharian
Mayoritas
mata pencaharian penduduk adalah nelayan, hal ini disebabkan sudah turun
temurun sejak dulu bahwa masyarakat Desa Kangkunawe Pulau Maginti adalah nelayan.
5.
Agama
Semua
masyarakat Pulau Maginti menganut agama Islam, dengan kata lain masyarakat
Pulau Maginti mayoritas beragama Islam atau 100% Muslim.
2.4. Sarana dan Prasarana
Tabel .4 Sarana dan Prasarana Desa
No
|
Jenis Sarana dan Prasarana Desa
|
Jumlah
|
Keterangan
|
1.
|
Kantor
Desa
|
2
|
|
2.
|
Kantor BPD
|
-
|
|
3.
|
Puskesmas
|
1
|
|
4.
|
Poskamling
|
-
|
Perlu
direhab
|
5.
|
Gedung TK
|
1
|
|
6.
|
Gedung SD
|
2
|
|
7.
|
Mesjid
|
2
|
|
8.
|
Gedung
SLTP
|
|
|
9.
|
Gedung
Posyandu
|
-
|
|
10.
|
Sanggar
PKK
|
-
|
|
Dari tabel diatas dapat disimpulkan :
1. Kantor BPD tidak ada, untuk
menjalankan tugasnya atau membentuk layanan masih terbatas.
2. Secara umum sarana dan prasarana di pulau belum memadai sehingga perlu adanya pembangunan.
BAB III
IDENTIFIKASI POTENSI DAN PERMASALAHAN
LOKASI KKN TEMATIK
3.1
Potensi Masyarakat/ Sistem dan
Prosedur Kerja
3.1.1.
Sarana dan prasarana
1. Peta wilayah dan data penduduk sudah
lengkap.
2. Memiliki
3 jalur jalan utama.
3.1.2.
Pendidikan
Tersedia
2 SDN serta 1
SMP beserta tenaga pengajarnya.
3.1.3.
Kesehatan
Terdapat Puskesmas
beserta tenaga
kesehatan, penyuluh kesehatan dan kader posyandu
3.1.4.
Ekonomi
Mayoritas masyarakat bermata
pencahrian sebagai nelayan tangkap, dengan sistem pemasaran hasil tangkapan secara
langsung dijual kepada pedagang pengepul maupun di jual langsung ke TPI Kendari.
3.1.5.
Perikanan
Potensi
perikanan tangkap sangat menjanjikan, apabila didukung dengan aktivitas penangkapan yang ramah
lingkungan sehingga dapat menciptakan perikanan yang berkelanjutan.
3.1.6.
Tradisi dan budaya
Tersedia lembaga, pakaian adat, alat-alat
tradisional dan pengurus adat.
3.1.7.
Kelembagaan
1. Tersedia susunan personalian pengurus
dan struktur lengkap LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat) dimana terdiri dari orang-orang yang
terpilih di tingkat desa.
2. Tersedia lembaga, pengurus lengkap,
dan program kerja kelembagaan
3.2
Permasalahan
Berdasarkan hasil
pengamatan kami pada saat kami ditempatkan di Desa
Kangkunawe
selama menjalani proses KKN Tematik, selain dari program dosen
ada beberapa permasalahan
yang kami temukan diantaranya sebagai berikut :
3.2.1
Sarana dan prasarana
1. Pengolahan dan proses penyimpanan
data kelurahan masih manual sehingga prosesnya lama dan mudah hilang akibatnya
pelayanan masyarakat tidak maksimal karena sarana/prasarana kantor tidak memadai.
2. Pengenalan produk sukar dan tidak
detail, karena belum memiliki nama jalan, gapura batas antar desa dan batas lingkungan, RT, RW dan
nomor rumah perblock belum ada.
3. Jalan lingkungan sudah tidak memadai, jalan umum sempit dan berpasir, apalagi pada
saat hujan terdapat genangan air disepanjang jalan, karena tidak adanya
drainase.
4. Tidak
ada lampu jalan sebagai penerang pada malam hari baik dijalan umum maupun
dipelabuhan, sehingga aktivitas pelayaran serta pembongkaran muatan dipelabuhan
menjadi terhambat.
5.
Tidak adanya saluran pembuangan air
limbah (SPAL) disekitar sumur yang dijadikan sebagai sumber air untuk memasak
maupun keperluan lainnya, sehingga dapat mengakibatkan pencemaran air secara
terus menerus.
3.2.2 Pendidikan
1. Anak-anak tamatan SD masih banyak
yang menganggur dan putus sekolah karena kurangnya motivasi dan dukungan
dari orang tua.
2. Jumlah
Tenaga Pendidik yang sangat kurang, dimana hanya terdapat 3 guru yang berstatus
PNS dan 6 orang lainnya berstatus GTT/PTT.
3. Fasilitas
sekolah yang kurang lengkap, seperti ruang belajar yang terbatas, laboratorium,
komputer, sehingga tidak memaksimalkan proses pembelajaran.
3.2.2
Kesehatan
1. Pelayanan kesehatan masyarakat belum
optimal karena dukungan sarana dan prasarana belum memadai
2. Kesadaran masyarakat tentang
pentingnya kesehatan ibu dan anak masih rendah, sehingga penyuluhan dan
pendampingan program perlu ditingkatkan lagi frekuensinya.
3. Pada awal-awal musim penghujan banyak
anak-anak dan orang dewasa menderita terserang wabah penyakit demam dan Diare
4. Masih ada anak yang kurang gizi dan
ibu hamil yang belum mengontrol kesehatan kehamilannya, karena gedung posyandu
dan fasilitas pendukung belum ada.
5. Kurangnya partisipasi dan antusias
masyarakat dalam kegiatan Posyandu khususnya ibu yang mempunyai bayi dan
balita.
3.2.4 Ekonomi
1. Produktivitas nelayan masih sangat rendah karena hasil
tangkapan semakin hari semakin menurun akibat over fishing. Bagi para nelayan belum bisa melakukan
pengolahan pasca panen dari hasil tangkapan yang tidak benilai ekonomis menjadi
suatu produk yang bernilai ekonomis tingggi, serta tidak adanya akses untuk
mendapatkan bantuan dana
yang besar.
2. Produktivitas usaha kurang
maksimal, akibat
kekurangan modal dan SDM
yang belum memadai.
3.2.5
Perikanan
1. Hasil tangkapan semakin hari
semakin berkurang, yang diakibatkan oleh
aktivitas pemboman sehingga mengakibatkan rusaknya karang sebagai tempat hidup
ikan, berkurangnya hasil tangkapan juga diakibatkan oleh tidak adanya mangrove
sebagai tempat memijah ikan disekitar pesisir pulau Maginti.
2.
Belum ada pengolahan hasil perikanan,
kaitannya dengan pengolahan pasca panen hasil-hasil laut seperti ikan maupun rumput laut yang dijadikan produk jadi
seperti nugget ikan, bakso ikan, kripik dll sebagai mata pencahrian alternatif.
3.2.6
Tradisi dan budaya
Tradisi dan budaya masyarakat leluhur
sudah banyak yang hilang (pergeseran nilai).
3.3
Program Kerja
Program mahasiswa KKN Tematik dan Pemerintah Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti dapat
dilihat pada Tabel dibawah ini :
Tabel 5.
Program Dosen yang terintegrasi pada Mahasiswa KKN Tematik di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti
NO.
|
JENIS KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
Sosialisasi/Ceramah
Manfaat Sumberdaya Penting Di Wilayah Pesisir
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
2.
|
Penyemaian
Dan Penanaman Anakan Mangrove Di Daerah Yang Sudah Rusak
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe bersama dosen pembimbing dan guru-guru serta murid SD dan SMP.
|
3.
|
Praktek Transplantasi
Karang Dan Teknik Penanamannya
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe bersama Dosen Pembimbing dan Guru-Guru serta murid SD dan SMP.
|
4.
|
Penyuluhan Tentang Manfaat Sumberdaya Perikanan Untuk
Kehidupan Keluarga Nelayan.
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
5.
|
Penyuluhan Tentang Bahaya Penggunaan Bom Dan Racun
Untuk Menangkap Ikan
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
6.
|
Penyuluhan penggunaan teknologi
penangkapan ikan ramah lingkungan
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
7.
|
Penyuluhan dan praktek penanganan pasca
panen ikan
dan rumput laut
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe bersama Dosen Pembimbing.
|
8.
|
Sosialisasi Pengenalan Potensi Dan Nilai Ekonomi
Sumberdaya Pesisir Dan Laut Di Sekolah SD dan SMP.
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
9.
|
Sosialisasi Pengenalan Potensi Dan Nilai Ekonomi
Sumberdaya Pesisir Dan Laut Pada Ibu-Ibu PKK
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
10.
|
Sosialisasi Dan Aksi Bakti Sosial “Bersih-Bersih
Pantai”
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe bersama Dosen Pembimbing dan Guru-Guru serta murid SD dan SMP.
|
Tabel 6. Program
Mahasiswa
KKN Tematik dan Pemerintah Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti
NO.
|
JENIS KEGIATAN
|
KETERANGAN
|
1.
|
Pembuatan
Saluran Pembuangan Air Limbah. (SPAL ) Percontohan
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
2.
|
Penyuluhan dan Praktek PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
|
Mahasiswa KKN Tematik Jurusan Kesehatan Masyarakat.
|
3.
|
Penyuluhan Posyandu
|
Mahasiswa KKN Tematik Jurusan Kesehatan Masyarakat.
|
4.
|
Penyuluhan Penyakit Campak Di
Setiap Rumah Warga
|
Mahasiswa KK Tematik Jurusan Kesehatan
Masyarakat.
|
5.
|
Mengajar Muatan Lokal (Tentang Perikanan) pada siswa SMPN 3 Tikep
|
Inisiatif Mahasiswa KKN Tematik dari Fakultas Perikanan dan Kelautan UHO
|
6.
|
Pembuatan
Papan Nama Jalan
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
7.
|
Pembuatan
Batas Desa
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
8.
|
Kerja
Bakti
|
Seluruh Mahasiswa KKN TematikKelompok II Desa
Kangkunawe
|
9.
|
Porseni
KKN Cup
|
Seluruh
Mahasiswa KKN Tematik dan Masyarakat desa Kangkunawe dan Maginti
|
BAB IV
PELAKSANAAN DAN KEGIATAN PROGRAM
4.1
Deskripsi Pelaksanaan Program Kerja
Pelaksanaan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik UHO
di Desa Kangkunawe, Kecamatan Maginti, Kabupaten Muna yaitu sebagai berikut :
4.1.1. Program Dosen
a)
Kegiatan Awal / Sosialisasi
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 26 Maret 2014,
kegiatan ini dirangkaikan dengan penerimaan mahasiswa KKN Tematik di Desa
Kangkunawe sekaligus sambutan dari Ketua Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) yang
diwakili oleh Bapak Prof. Ir. H. La Sara, M.S., Ph.D untuk memberikan pemahaman
mengenai tujuan utama kegiatan KKN Tematik yang terintegrasi Pengabdian Dosen
di Desa Kangkunawe. Dan saat itu juga mahasiswa KKN Tematik yang merupakan duta
Universitas Halu Oleo diterima secara resmi oleh Pemerintah Desa Kangkunawe dan langsung mulai mendata permasalahan
yang ada di masyarakat guna pengkayaan informasi untuk mempermudah
program-program yang akan dilaksanakan.
Selanjutnya mensosialisasikan
atau memberi penjelasan
tentang Program Dosen yang terintegrasi pada mahasiswa KKN Tematik di Desa
Kangkunawe Kecamatan Maginti.
b)
Penyemaian
dan Penanaman Anakan Mangrove
Kegiatan ini di mulai pada tanggal 3 April yakni
pencarian bibit mangrove di Pulau Masaloka dan diperoleh bibit sebanyak 500
bibt. Selanjutnya pencarian bibit
dilakulan pada tanggal 5 April bersama
Dosen Pembimbing Lapangan di Pulau Pasi Toboa, dan diperoleh bibit sebanyak 750
bibit mangrove. Jadi, total bibit yang
diperoleh adalah sekitar 1250 bibit Mangrove. Selanjutnya Sosialisasi
Magrove dilakukan pada pagi hari tanggal
6 April yakni pada SDN 1 Maginti, SDN 6 Maginti, dan SMP 3 TIKEP dan mahaiswa
KKN lainnya membuat tempat persemaian Mangrove.
Palaksanaan kegiatan penyamaian Mangrove dilakukan
pada Sore harinya tanggal 6 April, dimana dalam
kegiatan tersebut yang terlibat
adalah para siswa dan siswi SD dan SMP
yang berjumlahh sekitar 250 orang di bantu dengan guru dan masyarakat desa
Kangkunawe.
Kegiatan ini berlangsung dengan meriah karena para
siswa-siswa yang terlibat dalam kegiatan tersebuat sangat antusias.
c) Transplantasi Karang
Kegiatan transplantasi karang dimulai dengan melakukan
sosialisasi tanggal 17 April, sekaligus mengajak siswa-siswi SDN 1 Maginti, SDN
6 Maginti dan SMP 3 TIKEP untuk berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Selanjutnya pada malam hari, tanggal 18 April dilakukan persiapan alat dan bahan untuk kegiatan esok
harinya yaitu pembuatan meja
transplantasi karang. Kemudian pada pagi hari tanggal 19 April dilakukan
pencarian bibit karang disekitar Pulau Maginti bersama warga dan Dosen
Pembimbing Lapangan. Bibit karang yang dicari adalah bibit karang yang mudah
untuk berkembangbiak yang bejenis acropora (karang jari jari).
Transplantasi Karang dilaksanakan pada siang hari
tanggal 19 April, dan yang terlibat
dalam kegiatan tersebut adalah pelajar dari SD dan SMP beserta masyarakat Desa
Kangkunawe. Para sisiwa sangat antusias dalam
kegiatan transplantasi karang tersebut. Jumlah bibit yang ditransplantasi adalah 150 bibit
dimana siswa ikut terjun langsung dalam pembuatan meja tranplantasi dan
pengikatan bibit karang pada substrat. Selanjutnya bibit karang dibawa kelokasi
transplantasi yang berjarak kurang lebi 300 meter dari bibir pantai, dimana
lokasi penyimpanan karang yang ditransplantasikan berada pada daerah saat surut terendah masi
digenangi air (Litoral).
d) Pengolahan Pasca Panen Ikan (Bakso, Nugget, dan Kerupuk)
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 19 April.
Peserta yang terlibat dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu dari Desa Kangkunawe yang berjumlah 20 orang, yang
sebelumnya telah di ajak oleh mahasiswa KKN Tematik Dalam kegiatan pengolahan
pasca panen tersebut ikan hasil panen diolah menjadi bakso ikan, nugget ikan,
dan kerupuk ikan. Dosen pembimbimg lapangan mengarahkan /mencontohkan kepada
para ibu-ibu dalam proses pengelolaan pasca panen tersebut, sehingga apabila
diolah dengan baik akan mempunnyai nilai
ekonomis yang lebih tinggi.
Hal ini juga dapat memberikan penghasilan tambahan
pada ibu ibu PKK yang mempunyai inisiatif untuk mengelola sehingga menghasilkan
sebuah produk yang berkualitas.
e)
Sosialisasi
Pengenalan Potensi dan Nilai Ekonomi Sumberdaya Pesisir dan Laut di Sekolah SD dan SMP
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi
terlebih daluhu kepada siswa-siswi SD dan SMP tentang maksud dan tujuan
kedatangan mahasiswa KKN Tematik di lokasi KKN. Pelaksanaan kegiatan ini tidak
dilakukan dengan serentak, tetapi dilaksanakan secara bertahap, pada hari
pertama tanggal 28 Maret 2014 sosialisasi di SDN 1 Maginti, kemudian tanggal 2
April 2014 di SDN 6 Maginti dan selanjutnya pada tangal 4 April 2014 di SMPN 3
TIKEP. Sosialisasi ini hanya sebatas memberikan pemahaman secara umum tentang potensi dan nilai ekonomi sumberdaya
pesisir dan laut khususnya diwilayah Pulau Maginti serta memberikan
gambaran tentang kesehatan lingkungan wilayah pesisir pulau Maginti.
f)
Aksi Bersih-Bersih Pantai dan Door Price
Aksi bersih-bersih pantai dilaksanakan pada tanggal 9 Mei
2014. Dalam kegiatan tersebut melibatkan para siswa-siswa SD, SMP, Guru-guru,
serta masyarakat desa Kangkunawe berjumlah kurang lebih 270 orang, yang
sebelumnya telah dilakukan sosialiasi untuk mengajak terlibat dalam kegiatan
aksi bersih-bersih pantai tersebut.
Aksi bersih-bersih pantai
ini bertujuan untuk menimbulkan kesadaran masyarakat desa kangkunawe khususnya
pelajar SD dan SMP agar tidak membuang sampah sembarang tempat, khususnya di
pantai. Karena dapat menyebabkan
rusaknya ekosistem laut.
Setelah aksi bersih pantai, dilanjutkan
dengan Door Price kepada peserta aksi bersih-bersih pantai oleh Dosen
Pembimbing dan Mahasiswa KKN kelompok dua. Dan dilanjutkan pembagian tempat
sampah di tipa-tiap sekolah yang ada di Pulau Maginti.
4.1.2. Program Kelompok
a)
Mengajar Muatan Lokal (Perikanan) pada siswa
SDN 1 Maginti, dan SDN 6 Maginti,
serta Mengajar IPA Terpadu, Perikanan dan TIK (Teknologi dan Informasi
Komputer) Pada SMPN 3 TIKEP.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan sosialisasi
terlebih daluhu kepada siswa-siswi SD dan SMP tentang maksud dan tujuan
kedatangan mahasiswa KKN Tematik di lokasi KKN. Pelaksanaan kegiatan ini tidak
dilakukan dengan serentak, tetapi dilaksanakan secara bertahap, pada hari
pertama tanggal 28 Maret 2014 sosialisasi di SDN 1 Maginti, kemudian tanggal 2
April 2014 di SDN 6 Maginti dan selanjutnya pada tangal 4 April 2014 di SMPN 3
TIKEP.
Pengajaran Muatan Lokal tentang Perikanan dan TIK
dilakukan dengan mengkonfirmasikan terlebih dahulu dengan Kepala Sekolah.
Kepala Sekolah menyabut dengan baik tentang kegitan mengajar Muatan Lokal yang
akan kami laksanakan. Dari hasil tersebut, kami memperoleh jadwal pengajaran
dari setiap Sekolah, untuk pelajaran Muatan Lokal (Perikanan) SD pengajaran
dilaksanakan setiap minggu sekali sesuai dengan jadwal yang telah disepakati
bersama.
Pada siswa SMP, pengajaran untuk IPA terpadu 3 kali
seminggu yakni pada hari senin, rabu dan kamis. Untuk Muatan Lokal (Perikanan
dan TIK) dilakukan sekali seminggu yakni pada hari Sabtu.
Dalam
proses pengajaran, siswa sangat antusias dengan materi yang diajarkan.
Pengajaran kami lakukan menggunakan media Laptop, yaitu dengan menampilkan
materi berupa power point, gambar atau video yang berhubungan dengar materi
yang diajarkan. Dan bahkan SMP mengunjungi Posko kami, untuk meminta diajarkan
tentang TIK.
b)
Sosialisasi dan Praktek PHBS
(Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) Pada SDN 1 Maginti dan SDN 6 Maginti
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu
kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi
untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku guna membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri sehingga masyarakat sadar, mau dan mampu mempraktekkan PUBS melalui
pendekatan pimpinan
(Advokasi), bina suasana (Sosial Suport) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Terdapat 5 tatanan
PHBS yaitu PHBS Rumah Tangga, PHBS Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS
Tempat-tempat Umum.
PHBS Sekolah (Institusi Pendidikan) adalah tempat diselenggarakannya
proses belajar mengajar secara formal, dimana terjadi transformasi ilmu
pengetahuan dari para guru/pengajar kepada anak didiknya. PHBS Sekolah (Institusi
Pendidikan) berarti suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayakan dan
meningkatkan kemampuan pengajar maupun anak didiknya dalam berperilaku hidup
bersih dan sehat. Sekolah (Institusi pendidikan) yang dimaksud adalah dari
tingkat SD/MI, SLTP/MTs sampai dengan SLTA/MA.
Sosialisasi PHBS dilaksanakan secara terpisah, pertama pada tanggal 21
April 2014 di SDN 6 Maginti dan pada tanggal 5 Mei 2014 di SDN 1 Maginti.
sosialisasi dilakukan terutama pada siswa kelas IV dan V SD. Sebab, mereka
merupakan kelompok umur yang mudah menerima inovasi baru dan punya keinginan
kuat untuk menyampaikan pengetahuan dan informasi yang diterimanya kepada orang
lain.
Adapun indikator PHBS yang kami gunakan dalam proses sosialisasi adalah :
·
Menggosok
gigi sehabis makan dan waktu akan tidur.
(Mencotohkan/mempraktekan
cara menggosok gigi dengan baik dan benar)
·
Mencuci
tangan setelah buang air besar & sebelum makan dengan sabun.
(Mencontohkan/mempraktekkan
cara mencuci tangan dengan baik dan benar)
·
Mandi
dua kali sehari dengan sabun mandi.
·
Buang
air besar di jamban/WC.
·
Membuang
sampah di tempat sampah.
·
Mengganti
pakaian sekali sehari dan pakaian jangan terlalu sempit.
·
Pakaian
dicuci sampai bersih dengan sabun cuci.
·
Memotong
kuku setiap minggu.
· Mencuci rambut minimal dua kali seminggu atau setiap
kali rambut kotor.
· Jangan pinjam meminjam perlengkapan pribadi seperti
handuk, sabun, pakaian, sikat gigi, pisau cukur, dll
·
Tidur
dengan waktu yang cukup.
·
Berolah
raga secara teratur.
c)
Pembuatan
Saluran pembungan Air Limbah (SPAL) Percontohan
Limbah
merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah
terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia
tersebut dapat memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit disentri,
tipus, kolera dsb. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan
tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Air limbah harus dikelola untuk
mengurangi pencemaran.
Pengelolaan
air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan
dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
· Tidak mencemari sumber air minum yang
ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah
permukaan tanah.
· Tidak mengotori permukaan tanah.
· Menghindari tersebarnya cacing
tambang pada permukaan tanah.
· Mencegah berkembang biaknya lalat dan
serangga lain.
·
Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
·
Konstruksi agar dibuat secara sederhana
dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
· Jarak
minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan air
bersih sehari-hari, masyarakat menggunakan air sumur yang dibuat
disamping/belakang rumah. Dari hasil Observasi yang kami lakukan di lokasi KKN,
kami menjumpai kurungnya kesadaran masyarakat untuk membuat saluran pembuangan
air limbah ini pada sumur yang mereka gunakan. Kebanyakan dari sumur yang kami
jumpai, tidak menggunakan alas yang terbuat dari bahan yang tidak tembus air
(semen,dll). Hal ini sangat berbahaya bagi kesehatan, karena air yang digunakan
untuk mandi/mencuci langsung merembes/menyerap masuk kembali kedalam sumur
tersebut. Dimana dalam air limbah bekas mandi/mencuci tersebut banyak terdapat
bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan penyakit. Berdasarkan hal tersebut,
kami berinisiatif untuk membuat SPAL Percontohan.
Pelaksanaan kegiatan tersebut dimulai dengan melakukan
sosialisasi pada tanggal 24 April 2014 kepada masyarakat dalam hal ini Kepala
Desa Kangkunawe dan Perangkat-perangkat desa serta Dosen Pembimbing Lapaangan.
Kami menjelaskan tentang konsep SPAL yang biaik dan benar, serta manfaat dan
tujuan dari SPAL itu sendiri. Pada tanggal 25-27 April kami memuai pembuatan
SPAL disalah satu rumah warga, dibantu dengan beberapa masyarakat. Pendanaan
kegiatan SPAL ini berasal dari bantuan Dosen Pembimbing Lapangan serta pihak
tuan rumah sendiri.
d) Penyuluhan di Posyandu dan Penyuluhan
Penyakit Campak pada Rumah Warga
Kegiatan Posyandu Desa Kangkunawe
dilaksanakanan setiap sebulan sekali yaitu pada tanggal 28 April 2014. Sebelum
kegiatan posyandu dilaksanakan, sebelumnya kami telah mengkonfirmasi jadwal
tentang pelaksanaan Posyandu itu sendiri, agar kami dapat mempersiapkan materi
sebelum kegiatan dimulai. Penyuluhan penyakit yang kami lakukan pada kegiatan
Posyandu adalah penyakit campak, karena berdasarkan informasi yang kami peroleh
dari tenaga Kesehatan Puskesmas Maginti yang mengatakan bahwa jumlah Kasus
kejadian campak untuk Kabupaten Muna semakin banyak. Disini kami menjelaskan
tentang pentingnya Imunisasi Campak sedini mungkin pada ibu/calon ibu yang
berkunjung ke Posyandu agar bayi mereka dapat terhindar dari penyakit campak
itu sendiri. Penyuluhan yang awalnya kami targetkan akan dihadiri sekitar 20
orang, ternyata tidak cukup. Jumlah ibu/calon Ibu yang berkunjung hanya 12
orang saja.
Karena jumlah ibu-ibu yang
berkunjung di posyandu sedikit, akhirnya Kader Posyandu dan Tenaga Kesehatan
Puskesmas Maginti mengajak kami dari mahasiswa KKN melakukan penyuluhan
Penyakit campak kerumah warga sekaligus membantu tenaga Kesehatan Puskesmas
Maginti untuk melakukan Imunisasi campak pada bayi di Desa Kangkunawe sore
harinya tanggal 28 April 2014.
Penyuluhan dan imunisasi campak
berlangsung dengan aman dan tertib. Balita-balita pun yang kami jumpai
kebanyakan belum pernah melakukan imunisasi campak ini, hal ini dikarenakan
kurang tahunya masyarakat khususnya ibu-ibu tentang manfaat dari imunisasi
campak itu sendiri.
e) Pembuatan Papan Nama
Jalan Desa dan Batas Desa
Kegiatan ini dimulai dengan
mengadakan sosialisasi dahulu pada tanggal 4 April 2014 dengan Kepala Desa dan
Perangkat desa tentang nama jalan yang akan dibuat dan dipasang nantinya.
Pembuatan papan nama jalan desa dan batas ini dimaksudkan agar masyarakat dapat
mengetahui nama-nama jalan di Pulau Maginti khususnya Desa Kangkunawe.
Pada tanggal 5 Mei 2014 dimulai
proses pembuatannya, mulai dari pembersihan papan dan tiang yang nantinya akan
di cat dan dilanjutkan dengan penulisan nama-nama jalan yang telah disepakati
oleh pemerintah desa. Sebelum dilakukan pemasangan pada Tanggal 8 Mei terlebih
dahulu kita melakukan pengecekan atau survei lokasi untuk tempat penempatan
nama-nama jalan tersebut, kemudian pada pagi hari tepatnya pada Tanggal 9 Mei
dilanjutkan dengan pemasangan nama-nama jalan tersebut pada tempat yang sudah
ditetapkan.
Kegiatan pemasangan papan nama dan
batas desa ini melibatkan juga pemuda masyarakat desa kangkunawe.
f) Kerja Bakti
Kegiatan kerja bakti yang dilakukan
meliputi pembersihan halaman Masjid Desa Kangkunawe, dan Puskesmas Maginti.
Pembersihan Masjid Desa Kangkunawe dilaksanakan pada hari jumat sore, tanggal
25 April 2014 yang dimulai pada pukul 15.30 WITA-selesai. Partisipan dari
kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa KKN Tematik Desa Kangkunawe bekerja sama
dengan seluruh masyarakat dan aparat Desa Kangkunawe serta Siswa-siswi SMP 3
TIKEP. Kerja Bakti ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga kebersihan Masjid
Desa Kangkunawe, serta untuk mempererat hubungan silaturrahmi dan kekompakkan
antara masyarakat dengan mahasiswa maupun antar sesama masyarakat desa, dengan
demikian diharapkan dapat terjalin hubungan yang baik antara masyarakat dengan
mahasiswa.
Kegiatan kerja bakti yang
selanjutnya pada tanggal 4 Mei 2014 adalah Pembersihan halaman Puskesmas
Maginti yang baru. Partisipan dari kegiatan ini adalah seluruh mahasiswa KKN
Tematik Desa Kangkunawe bekerja sama dengan seluruh masyarakat dan aparat Desa Kangkunawe.
Karena kondisi puskesmas yang masih baru, dan belum ditempati, menyebabkan
banyak tumbuh rumput liar seperti ilalang-ilalang yang sudah tinggi. Tujuan
dari kegiatan ini adalah agar dalam proses pelayanan kesehatan dipuskesmas
Maginti, masyarakat merasa nyaman dalam proses pelayanan keshatannya.
g) Porseni KKN CUP
Kegiatan ini adalah hasil inisiatif
Mahsiswa KKN Tematik dan masyarakat Pulau Maginti, yang dimaksudkan sebagai
ajang untuk menggali potensi dalam bidang olahraga juga menjalin tali
persaudaraan yang lebih erat antara Pemuda Desa Maginti dan Pemuda Desa
Kangkunawe serta mahasiswa KKN. Adapun Jenis-Jenis Kegiatan yang diperlombakan
di antaranya Futsal, Bola Gotong, Tarik Tambang, dan Bola Dangdut.
Kegiatan ini di buka oleh bapak
Kepala Desa Maginti dan Kepala Desa Kangkunawe, yang berlangsung selama
seminggu dari tanggal 1-7 April 2014 di lapangan Pulau Maginti. Untuk
penyerahan Piala dan hadiah pada malam tanggal 10 April sekaligus acara Ramah
Tama dan Perpisahan dengan Masyarakat Pulau Maginti, khususnya Desa Kangkunawe.
4.2
Faktor Pendukung Pelaksanaan Program
Kerja
Faktor pendukung dalam
pelaksanaan kegiatan KKN Tematik di Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti sehingga dapat berjalan
baik antara lain:
1. Penerimaan yang baik
dari pihak Desa Kangkunawe Kecamatan Maginti.
2. Dukungan yang baik dari pemerintah setempat baik di tingkat pemerintah Kecamatan maupun tingkat Desa.
3. Koordinasi yang baik
antara mahasiswa KKN Tematik dengan seluruh aparat Desa
Kangkunawe.
4. Hubungan yang baik antara
mahasiswa dengan masyarakat setempat di Desa Kangkunawe .
5. Ketersediaan alat dan
bahan dalam pelaksanaan program kerja.
6. Keamanan dan kenyamanan
yang terjaga dengan baik.
7. Terciptanya hubungan
kerjasama yang baik antara aparat Desa Kangkunawe, tokoh masyarakat,
masyarakat dengan mahasiswa KKN.
4.3
Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan
program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di pulau Maginti
adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan
pengetahuan mahasiswa peserta KKN sehingga pelaksanaan semua kegiatan tidak
berjalan baik.
2. Kurangnya kebersamaan
masyarakat dalam membangun desa mereka sendiri, serta kurangnya
partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program kerja mahasiswa KKN disebabkan
karena kesibukan mereka masing-masing.
3. Kurangnya koordinasi
baik antara mahasiswa KKN dengan dosen pembimbing dan
masyarakat pada lokasi KKN.
4. Terbatasnya waktu
pelaksanaan KKN sehingga pelaksanaan program kerja tidak berlangsung secara
optimal.
5. Kemampuan dana sebagai
kebutuhan vital yang jumlahnya sangat terbatas.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat kami kemukakan dalam laporan KKN berbasis PAR ini adalah
sebagai berikut ;
1.
Kegiatan
Kuliah KKN Tematik di Kecamatan Maginti mendapat sambutan, tanggapan dan perhatian
yang cukup baik dari warga setempat.
2. Program memerlukan kesiapan yang
matang, yang meliputi kesiapan fisik maupun mental, tak kalah penting ilmu
pendidikan dan keterampilan yang memadai sebagai bekal untuk aktivitas dalam
kehidupan masyarakat sebenarnya.
3. Pada dasarnya masyarakat sangat
memerlukan dukungan untuk dapat meningkatkan kesejateraannya, maka kita sebagai
mahasiswa harus menjadi motivator bagi masyarakat di Kec.amatan Maginti.
4. KKN Tematik adalah kegiatan yang
salah satu fungsinya mengajarkan mahasiswa untuk tampil sebagai motivator
masyarakat kearah yang lebih maju
5. Mahasiswa sebagai anggota masyarakat
harus lebih banyak belajar dari masyarakat karena mahasiswa itu dipandang
sebagai orang yang serba bisa dan serba tahu maka perlu adanya kontrol diri.
6. Dengan adanya kegiatan KKN Tematik
ini, hubungan antara lembaga perguruan tinggi sebagai sumber ilmu pengetahuan
dengan masyarakat dan pemerintah setempat semakin baik, sehingga penanganan di
berbagai bidang pembangunan akan terintegrasi.
7. Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai
sarana bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan dan menerapkan ilmu pengetahuan
yang dimiliki pada masyarakat/instansi
8. Program kerja yang dilakukan
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik sesuai dengan kebutuhan masyarakat
di wilayah Kecamatan Maginti.
9. Melalui kegiatan KKN Tematik, antara mahasiswa dan
masyarakat/instansi saling berinteraksi dan bekerja sama dalam mewujudkan
program-program kerja untuk mencapai suatu target khususnya dalam
mengahadapi masalah-masalah yang terjadi
di lokasi KKN.
10. Melalui KKN Tematik mahasiswa mampu mandiri dan beradaptasi
dengan baik dalam kehidupan masyarakat maupun instansi terkait di kecamatan
Maginti
11. Mahasiswa KKN Tematik, pihak Kecamatan Maginti instansi-instansi terkait
di Kabupaten Muna dan masyarakat dapat
merasakan manfaat dari program kerja yang dilaksanakan.
5.2
Rekomendasi (Saran-Saran)
1.
Saran Kepada Pihak Universitas Halu Oleo Kendari
Pihak Universitas Halu Oleo
Kendari sebagai pihak penyelenggara kegiatan KKN Tematik seharusnya
mempuyai data base terlebih dahulu tentang daerah yang ada di Kab.Muna sehingga
peserta KKN Tematik dapat mengorientasi program kerja secara maksimal.
2.
Saran
Kepada Aparat Pemerintah Lokasi KKN Tematik yaitu Kecamatan Maginti yaitu:
Dari hasil observasi
hendaknya pemerintah Kecamatan Maginti harus lebih meningkatkan peran dan
fungsi lembaga pemerintahan yang ada seperti dalam bidang pembangunan,
pendidikan, kebersihan lingkungan, serta koordinasi dengan masyarakat dan
organisasi-organisasi kepemudaaan khususnya karang taruna yang ada di Desa.
3.
Saran kepada peserta KKN Tematik
Kepada seluruh peserta KKN Tematik harusnya sebelum turun di lokasi harus
sudah mempersiapkan diri baik fisik maupun mental.
like
BalasHapussangat membantu kune
BalasHapusWhat are the odds at a casino? - JTM Hub
BalasHapusIn a 군포 출장샵 nutshell, one 성남 출장마사지 of the basic rules you need for casino gambling 창원 출장안마 is to pick the winner of a bet. That's the most common 울산광역 출장샵 form of betting on a sports 시흥 출장샵